Musa dan Pohon Ketapang CU Pancur Solidaritas yang mulai Rindang
Ilustrasi: Matius Mardani. |
KETAPANG - dayaktoday.com: Dayak hari ini merupakan sukubangsa yang maju di berbagai bidang, salah satunya dalam bidang keuangan.
Credit Union (CU) berperan besar dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Dayak, sekaligus membekali mereka dengan keterampilan mengelola keuangan dan rumah tangga secara lebih bijak.
Sebagai instrumen penting dalam perekonomian, CU telah membantu masyarakat Dayak mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik melalui akses permodalan dan edukasi keuangan.
Credit Union Pancur Solidaritas: Pohon Ketapang yang Rindang
Salah satu kisah sukses tentang bagaimana Dayak mengelola keuangan diabadikan oleh Musa Narang dalam sebuah buku berjudul Ketika Pohon Ketapang Mulai Rindang, yang diterbitkan pada 20 Februari 2025, dalam rangka menyambut Rapat Anggota Tahunan (RAT) Credit Union Pancur Solidaritas (CUPS) Ketapang. Buku ini akan diluncurkan secara resmi pada 22 Februari 2025.
Baca Ketika Pohon Ketapang mulai Rindang
Judul buku ini mengambil inspirasi dari pohon ketapang, yang banyak ditemukan di Kabupaten Ketapang. Seperti pepatah Latin, Verba Volant, Scripta Manent—sesuatu yang diucapkan akan berlalu, tetapi sesuatu yang dituliskan akan abadi. Demikian pula, buku ini hadir sebagai warisan dan catatan perjalanan panjang CUPS Ketapang dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat.
CUPS diibaratkan seperti pohon ketapang yang tumbuh besar, rindang, dan bermanfaat bagi komunitasnya. Awalnya, lembaga ini hanya berupa bibit kecil yang ditanam dengan penuh harapan, tetapi seiring waktu dan kerja keras berbagai pihak, CUPS berkembang menjadi organisasi besar yang mampu memberikan perlindungan, kenyamanan, serta kesejahteraan bagi para anggotanya.
Warisan dan Estafet Kepemimpinan untuk Generasi Mendatang
Selama dua dekade, dari tahun 2001 hingga 2021, Musa Narang mendedikasikan dirinya untuk membangun dan mengembangkan lembaga ini. Namun, ia tidak bekerja sendirian. Keberhasilan CUPS adalah hasil kerja sama banyak individu yang memiliki visi yang sama. Dalam buku ini, penulis menggambarkan dirinya sebagai sebuah onderdil kecil dari kendaraan besar yang membawa banyak orang menuju tujuan yang telah ditetapkan: "Hidup Bahagia dan Sejahtera," baik secara lahir maupun batin.
Buku ini tidak sekadar menjadi dokumentasi sejarah perjalanan CUPS, tetapi juga merupakan warisan bagi generasi mendatang. Sebuah legacy yang akan menjadi pedoman bagi para penerus estafet kepemimpinan, agar mereka dapat meneruskan perjuangan dan menjaga keberlanjutan lembaga ini hingga generasi mendatang.
"Legacy Para Pendiri untuk Negeri," itulah pesan yang ingin disampaikan. Walaupun para pendiri nantinya tiada, jejak perjuangan mereka tetap dapat ditelusuri dan dijadikan inspirasi bagi generasi selanjutnya. Sebuah kenangan yang abadi, yang menjadi bukti bahwa Dayak mampu mengelola keuangan dan membangun kesejahteraan komunitasnya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Data buku
Judul buku: Ketika Pohon Ketapang Mulai Rindang
๐ Penulis: Redemptus Musa Narang
๐ Kategori: Ekonomi, Pendidikan
๐ข Penerbit: Lembaga Literasi Dayak
๐
Tahun Terbit: 2025
๐ ISBN: 978-623-5890-80-7
๐ Negara: Indonesia
๐ฃ Bahasa: Indonesia
๐ Dimensi: 15 x 23 cm
๐ฐ Harga: Rp 100.000,-
Tentang penulis
Redemptus Musa Narang lahir di Kampung Tapang Sambas, Sekadau, pada 10 Januari 1961. Ia merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara, pasangan Markus Nerang dan Theresia In’a.
Musa Narang, Istimewa. |
Musa bersekolah di SDN Tapang Semadak hingga kelas 2, kemudian melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Karya Jerajau pada tahun 1973. Pendidikan tingkat menengah ia tempuh di SMP St. Gabriel Sekadau dan lulus pada tahun 1976. Selanjutnya, ia melanjutkan ke SPG St. Paulus Sekadau dan menyelesaikannya pada tahun 1980.
Baca Dayak: Sukubangsa Kreatif dan Adaptif Sejak Zaman Pleistosen hingga Era Digital
Setelah lulus SPG, Musa langsung diangkat sebagai guru PNS pada tahun 1981 dan ditempatkan di SD Slamet Riyadi (SDK) Sekadau. Pada tahun 1982, ia pindah ke Ketapang dan mengajar di SMP Usaba 2 hingga tahun 2012. Pada 1 Agustus 2012, ia diangkat menjadi Kepala SMK St. Petrus Ketapang. Kemudian, per Januari 2017, ia dipindahkan ke SMA Negeri 2 Ketapang hingga pensiun pada 1 Februari 2021.
Kini Musa sedang menyelesaikan studi S-3 pada Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya dengan konsentrasi Pendidikan Agama Kristen. Penelitian disertasinya berfokus pada model pendidikan-asrama sebagai wadah pembentukan karakter serta diseminasi nilai-nilai luhur kepada peserta didik.
Melalui studinya, Musa berharap dapat merumuskan pendekatan yang efektif dalam membangun sistem pendidikan berbasis asrama yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga penguatan moral dan spiritual.
-- Rangkaya Bada