Persebaran dan Identitas Etnik Suku Ketungau Tesaek di Sekadau
![]() |
Orang Ketungau Tesaek di Sekadau dalam suatu upacara peyambutan tamu. Dok. penulis. |
Oleh:
Masri Sareb Putra
1. Latar Belakang
Kalimantan Barat merupakan rumah bagi berbagai subkelompok etnis Dayak yang kaya akan budaya, sejarah, dan dinamika sosialnya. Salah satu kelompok yang menarik untuk diteliti adalah suku Ketungau Tesaek, yang mendiami wilayah Kabupaten Sekadau. Kelompok ini merupakan bagian dari rumpun Dayak Ibanik, namun memiliki kekhasan sejarah migrasi dan identitas budaya tersendiri.
Penelitian ini merujuk pada hasil riset yang dilakukan oleh Alloy, Albertus, dan Istiany pada tahun 2008, serta pengamatan lapangan tambahan oleh penulis, untuk memahami persebaran, asal-usul, dan distingsi etnik suku Ketungau Tesaek dalam konteks Dayak Kalimantan Barat.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
-
Memetakan persebaran suku Ketungau Tesaek di wilayah Sekadau.
-
Menelusuri asal-usul dan sejarah migrasi kelompok ini.
-
Mengidentifikasi elemen pembentuk identitas etnik mereka.
-
Membedakan karakteristik Ketungau Tesaek dengan kelompok Ketungau lainnya, khususnya Ketungau Sintang.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah studi kualitatif-deskriptif melalui:
-
Studi dokumen (data dari penelitian Kode 059 dan 058 oleh Alloy, Albertus, dan Istiany).
-
Observasi partisipatif dalam upacara penyambutan tamu oleh komunitas Ketungau Tesaek.
-
Wawancara tidak terstruktur dengan tokoh adat dan warga.
4. Hasil Penelitian
4.1. Lokasi dan Populasi
Suku Ketungau Tesaek tersebar di 48 kampung yang berada di:
-
Kecamatan Sekadau Hilir
-
Kecamatan Sekadau Hulu
-
Sebagian kecil di Kecamatan Belitang Hilir
Jumlah populasi berdasarkan data tahun 2008 adalah 28.020 jiwa.
Pemetaan ini ditandai dalam kode etnolinguistik 059, dan dipertegas dengan peta persebaran yang disusun oleh tim peneliti tersebut.
4.2. Sejarah Migrasi dan Pembentukan Identitas
Meskipun suku Ketungau Tesaek diyakini berasal dari kawasan Sungai Ketungau (Kabupaten Sintang), sejarah migrasi mereka mencatat perbedaan jalur dibanding kelompok Ketungau Sintang lainnya.
Narasi lokal menggambarkan bahwa:
-
Mereka pernah menuju hulu Sungai Ketungau,
-
Namun kemudian kembali ke muara Sungai Sekadau,
-
Lalu menelusuri hulu Sungai Kapuas,
-
Hingga menetap di wilayah Sungai Ketungau Sekadau saat ini,
-
Di sana, mereka membangun rumah panjang, simbol penting identitas sosial Dayak.
Perjalanan ini bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan proses historis yang memperkuat identitas kultural mereka sebagai komunitas mandiri.
4.3. Ketungau Tesaek vs. Ketungau Sintang
Meskipun nama mereka mirip dan keduanya tergolong ke dalam subrumpun Ibanik, terdapat perbedaan fundamental antara Ketungau Tesaek (di Sekadau) dan Ketungau Sintang (di Sintang).
Perbedaan tersebut mencakup:
-
Wilayah tinggal
-
Pengalaman migrasi
-
Pengaruh budaya lokal
-
Label sosial yang diberikan
Misalnya, Ketungau Tesaek kerap disebut “Ketungau Sesae’” atau “Ketungau Sesat” oleh komunitas sekitar.
Label ini mengandung makna historis yang berkaitan dengan pergeseran jalur migrasi dan lokasi permukiman mereka yang dianggap menyimpang dari jalur asal Ketungau di Sintang.
5. Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Ketungau Tesaek merupakan kelompok Dayak yang memiliki identitas kultural tersendiri, dibentuk oleh sejarah migrasi unik dari hulu Sungai Ketungau ke wilayah Sekadau.
Mereka bukan hanya sekadar subkelompok dari Ketungau secara umum, tetapi memiliki struktur sosial, sejarah, dan budaya yang berkembang secara otonom.
Peta etnolinguistik dan narasi lokal menjadi alat penting dalam memahami pembentukan identitas ini. Dengan populasi yang cukup besar dan penyebaran kampung yang luas, suku Ketungau Tesaek merupakan salah satu entitas penting dalam mosaik keberagaman suku Dayak di Kalimantan Barat.
6. Saran
-
Pentingnya studi lanjutan secara etnohistoris dan linguistik mendalam untuk memperkaya dokumentasi sejarah Ketungau Tesaek.
-
Perlu dibuat film dokumenter atau buku sejarah lokal berbasis narasi komunitas, agar identitas Ketungau Tesaek tidak tergerus modernitas.
-
Penetapan rumah panjang sebagai lokasi cagar budaya untuk menjaga warisan arsitektur dan makna sosial Dayak.
Sekadau, 24 Juni 2025