Belajar Jujur dan Amanah Mengelola Uang Anggota dari Credit Union
Belajar jujur dan amanah mengelola uang anggota dari Credit Union. Ist. |
Credit Union (CU) sering dipandang sekadar sebagai tempat untuk menabung atau meminjam uang. Padahal, di balik itu, CU tumbuh sebagai rumah belajar kehidupan.
Tak syak lagi bahwa CU kini menjadi ruang di mana anggotanya dididik untuk
mengasah kejujuran, melatih amanah, dan menumbuhkan solidaritas. Nilai-nilai
ini bukan sekadar jargon, melainkan napas yang menghidupkan gerakan koperasi
kredit.
Filosofi CU sangat sederhana: dari anggota, oleh anggota,
untuk anggota. Artinya, setiap rupiah yang berputar dalam CU adalah milik
bersama yang harus dijaga sepenuh hati. Tidak ada pemisahan antara pemilik dan
pengguna. Anggota adalah pemilik sekaligus pengelola. Sistem inilah yang
membuat CU berbeda dari lembaga keuangan konvensional.
Di banyak tempat, khususnya di Borneo, CU hadir bukan hanya
untuk mengatasi masalah ekonomi, melainkan juga membangun karakter masyarakat.
Uang tidak lagi dipandang sebagai tujuan utama, melainkan sebagai sarana menuju
kesejahteraan bersama. Karena itu, pengelolaan CU selalu menekankan integritas
dan kepercayaan. Tanpa dua hal ini, mustahil ribuan anggota menitipkan tabungan
mereka dengan tenang.
Modal Sosial Utama CU
Mengelola CU bukan sekadar perkara hitung-menghitung angka.
Lebih dari itu, ia adalah soal menjaga kepercayaan. Jujur berarti tidak
memanipulasi data dan laporan, sementara amanah berarti menggunakan setiap
titipan sesuai tujuan yang disepakati. Jika kejujuran dan amanah terjaga, CU
akan tumbuh subur. Tabungan anggota meningkat, pinjaman berjalan sehat, dan
kesejahteraan bersama tercapai.
Namun, ketika kejujuran dilanggar, semua akan runtuh. CU
bisa kehilangan roh utamanya. Karena itu, para pengurus dipilih secara
demokratis, bukan karena kekayaan atau status sosial, melainkan karena mereka
dianggap layak dipercaya. Pemilihan ini mencerminkan nilai luhur demokrasi
ekonomi: satu orang, satu suara.
Di sinilah CU lebih tepat dipandang sebagai gerakan moral
ketimbang gerakan finansial. Ia mendidik orang untuk hidup lurus, untuk tidak
serakah, dan untuk berani bertanggung jawab. Nilai-nilai ini yang kemudian
menjadi modal sosial utama.
CU sebagai Sekolah Kehidupan
Bergabung dengan CU ibarat masuk ke sekolah kehidupan. Di
sini, anggota belajar banyak hal. Mereka belajar menabung secara disiplin,
belajar meminjam dengan bijak, dan belajar membayar kembali dengan penuh
tanggung jawab. Semua itu adalah proses pembelajaran yang membentuk karakter.
Sementara itu, para pengurus juga mendapat pelajaran yang
tak kalah berharga: mengelola uang dalam skala besar dengan amanah. Bagi banyak
orang, kesempatan ini jarang ditemui di lembaga keuangan konvensional. CU
memberi ruang bagi siapa saja untuk belajar manajemen, kepemimpinan, hingga
etika keuangan.
Di Borneo, nama-nama CU besar sudah akrab di telinga
masyarakat. Ada CU Pancur Kasih di Pontianak, CU Lantang Tipo di
Pusat Damai, CU Keling Kumang di Sekadau, CU Semandang Jaya
dan CU Pancur Solidaritas di Ketapang, CU Semarong, CU Mura
Kopa, CU Banuri Harapan Kita, serta CU Betang Asih. Semua CU
ini mampu bertahan bahkan berkembang pesat karena para pengurusnya memegang
teguh dua nilai kunci: jujur dan amanah.
Kisah sukses CU ini menjadi bukti bahwa lembaga keuangan
rakyat dapat tumbuh kuat bila fondasinya adalah kepercayaan, bukan sekadar
modal finansial.
Menjaga Titipan, Membangun Kesejahteraan Bersama
Setiap rupiah yang dititipkan anggota adalah amanah. Karena
itu, pengelola CU wajib menjaganya dengan hati bersih, pikiran jernih, dan
tangan yang tidak berkhianat. Dari situlah lahir kekuatan CU yang sesungguhnya.
Keuntungan atau surplus usaha yang diperoleh CU bukan
dimonopoli pengurus, melainkan dibagikan kembali kepada anggota secara adil.
Balas jasa anggota diberikan sesuai partisipasi mereka. Tabungan tetap aman,
pinjaman tetap lancar, dan rasa percaya semakin kokoh. Tidak heran bila dalam
kamus CU hampir tak dikenal istilah defisit.
Kekuatan CU bukan pada modal besar dari luar, melainkan pada
kepercayaan internal. Inilah modal yang sesungguhnya. Dan dari modal
inilah kesejahteraan bersama dibangun.
Pendidikan Karakter Lewat CU
Yang menarik, CU tidak hanya berperan dalam aspek ekonomi.
Lebih jauh, ia menjadi sarana pendidikan karakter. Setiap anggota diajak untuk
hidup jujur, bertanggung jawab, dan berani mengambil keputusan. Nilai-nilai ini
menumbuhkan kebiasaan baik yang terbawa hingga ke rumah tangga, komunitas,
bahkan ke ruang publik.
Banyak orang yang awalnya kesulitan mengatur keuangan rumah
tangga, setelah bergabung dengan CU, belajar untuk hidup lebih teratur. Ada
pula anggota yang belajar membedakan kebutuhan dan keinginan. Semua itu adalah
bentuk pendidikan finansial sekaligus pendidikan moral yang berjalan alami.
CU menjadi semacam universitas kehidupan, tempat orang
belajar bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang nilai hidup yang tak
ternilai.
Dari Kalimantan untuk Dunia
Kisah CU di Kalimantan sudah sering menjadi rujukan hingga
ke luar negeri. Banyak peneliti, aktivis, bahkan lembaga keuangan dari berbagai
negara datang untuk belajar. Mereka ingin tahu, bagaimana mungkin sebuah
lembaga rakyat bisa tumbuh begitu pesat tanpa bantuan modal besar dari luar.
Jawabannya sederhana: karena CU dibangun di atas kejujuran
dan amanah. Dua nilai ini yang menjadi kunci. Dari Borneo, semangat CU
menyebarkan pesan universal bahwa kesejahteraan sejati lahir bukan dari
tumpukan uang semata, melainkan dari integritas dalam mengelolanya.
Di era ketika dunia dikepung isu korupsi, manipulasi, dan
krisis kepercayaan, kisah CU menjadi oase. Ia menunjukkan bahwa masih ada cara
sehat dan bermartabat untuk mengelola uang bersama.
Belajar dari CU
Credit Union mengajarkan satu hal penting: uang hanyalah
alat, bukan tujuan. Yang jauh lebih berharga adalah nilai kejujuran dan
amanah dalam mengelolanya. Dengan modal itulah kesejahteraan bersama bisa
dicapai.
Dari Kalimantan, kita belajar bahwa pendidikan karakter
tidak harus selalu di ruang kelas. Ia bisa tumbuh dari pengalaman sehari-hari,
dari lembaga sederhana yang dikelola bersama. CU adalah buktinya.
Semoga semangat CU terus hidup, tidak hanya di Kalimantan,
tetapi juga di seluruh Nusantara, bahkan di dunia. Karena pada akhirnya, yang
membuat sebuah masyarakat maju bukanlah seberapa besar uang yang mereka miliki,
melainkan seberapa dalam mereka menjaga kepercayaan.
Penulis : Rangkaya Bada
0 Comments