Pemimpin Koperasi Credit Union Difasilitasi Kuasai Teknik Menulis di Era Post Truth

koperasi kredit, manajer CU, pelatihan menulis, general statement, era post truth, Munaldus, Masri Sareb Putra, cerpen koperasi, literasi kepemimpinan

22 manajer Credit Union (CU) yang tergabung dalam Pusat Koperasi Kredit Khatulistiwa (Puskhat) mengikuti intens pelatihan writing skills. Iist.

🌍 DAYAK TODAY  | PONTIANAK:  Sebanyak 22 manajer Credit Union (CU) yang tergabung dalam Pusat Koperasi Kredit Khatulistiwa (Puskhat) mengikuti pelatihan penulisan intensif di Pontianak, 8–9 Juli 2025. 

Pelatihan ini merupakan bagian dari program Sekolah Kepemimpinan dan Konglomerasi Koperas (SK3) Batch II tahun 2025 yang bertujuan memperkuat kapasitas kepemimpinan berbasis literasi.

Menulis sebagai Tanggung Jawab Kepemimpinan

Pada sesi pertama, Masri Sareb Putra, M.A., penulis, peneliti budaya Dayak, dan kandidat doktor di bidang Multikulturalisme, membawakan topik "General Statement: Bagaimana Membuat, Peran & Fungsinya dalam Artikel." 

Penulis leih daroi 4.000 artikel dipublikasikan di media massa nasional dan 218 buku ber-ISBN menegaskan bahwa kemampuan menulis bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendasar bagi setiap pemimpin koperasi di era disrupsi informasi dan post truth.

“Kita hidup dalam dunia yang dijejali informasi tanpa henti di genggaman tangan. Di tengah banjir informasi, pemimpin harus bisa menulis sebagai bentuk pernyataan ide, konsep, hingga tanggung jawab publik,” ujar Masri dalam sesi pelatihan yang berlangsung interaktif.

Ia menjelaskan bahwa general statement tidak hanya menjadi pembuka dalam artikel, tetapi juga membangun kredibilitas dan posisi gagasan penulis di hadapan pembaca. Dalam konteks koperasi kredit, keterampilan ini berguna untuk menyusun laporan berkala, opini kebijakan, hingga menyampaikan nilai dan prinsip koperasi kepada masyarakat.

Masri juga menggarisbawahi pentingnya pemimpin CU sebagai thought leader yang tidak hanya mengatur keuangan anggota, tetapi juga mampu menyumbangkan pemikiran strategis melalui tulisan. “CU bukan cuma soal simpan pinjam, ia adalah gerakan nilai. Dan nilai itu harus ditulis,” tambahnya.

Cerpen sebagai Cermin Wajah Komunitas

Sesi kedua pelatihan akan berlangsung selama dua hari berikutnya, dan dibawakan oleh Munaldus, pengarang produktif, pendiri Credit Union Keling Kumang (CUKK), sekaligus tokoh literasi Dayak kontemporer. Ia dikenal luas melalui karya-karyanya yang mencerminkan pergulatan identitas, sejarah lokal, dan realitas komunitas akar rumput.

Munaldus akan membawakan topik “Kiat Menulis Cerpen”, berangkat dari pengalamannya menulis lebih dari 10 buku dan kumpulan cerita pendek Lelaki Tua dan Pondoknya, yang dianggap sebagai salah satu karya penting dalam sastra etnografis Kalimantan.

“Cerpen adalah cara untuk menyuarakan yang tak tertulis dalam laporan, pergumulan batin, nilai, dan wajah kemanusiaan dari koperasi dan komunitas,” ujarnya dalam pembukaan sesi.

Melalui pelatihan ini, PKK berharap para manajer CU tidak hanya terampil dalam akuntansi dan administrasi, tetapi juga memiliki keberanian bercerita, baik dalam bentuk artikel analisis maupun cerita pendek—sebagai strategi memperkuat gerakan koperasi kredit yang berpijak pada budaya dan belarasa lokal.

Dengan demikian, koperasi kredit tidak hanya menjadi institusi keuangan alternatif, tetapi juga pusat produksi pengetahuan dan narasi yang memperkuat identitas komunitas.

-- X-5/Tim dayaktoday.com

LihatTutupKomentar