Adat Dayak dan Tes Kebenaran melalui Sumpah

Dayak, Lengilo, Lundayeh, sumpah, tes, kejujuran, kebohongan, menyelam, napas, keutamaan,virtue, Ritual adat Dayak

Ritual adat Dayak sebelum bersumpah. Ilustrasi: Masri Sareb Putra.

TARAKAN - dayaktoday.comAdat Dayak, dengan 7 rumpun besar dan 405 subsuku yang tersebar di berbagai wilayah dunia, merupakan salah satu kekayaan budaya yang luar biasa. 

Dengan populasi global mencapai 8 juta jiwa, adat dan tradisi masing-masing subsuku memiliki keunikan tersendiri, tetapi juga banyak kesamaan mendasar yang mengikat mereka sebagai satu kesatuan budaya.

Sumpah Dayak Lengilo

Salah satu kesamaan yang menonjol adalah nilai kejujuran dan cara menyelesaikan perkara, terutama dalam mencari kebenaran ketika terjadi fitnah atau tuduhan kejahatan. Dalam kasus di mana seseorang dituduh melakukan kesalahan tetapi tidak mengakui perbuatannya, masyarakat Dayak memiliki cara tradisional untuk menguji kebenaran, yang dilakukan dengan melibatkan sumpah adat.

Sebagai contoh, di kalangan Dayak Lengilo (Lundayeh) yang tinggal di wilayah Kalimantan Utara, terdapat metode unik untuk menguji kejujuran atau kebohongan seseorang. 

Metode ini melibatkan sumpah, diikuti dengan tes kebenaran yang dilakukan dengan menyelam di air sambil menahan napas. Dalam praktik ini, dua pihak yang berseteru diuji keberaniannya: siapa yang mampu bertahan lebih lama di bawah air tanpa muncul ke permukaan, dianggap sebagai pihak yang benar. Sebaliknya, siapa yang tidak kuat menahan napas dan muncul lebih dahulu, dianggap bersalah.

Jujur sebagai keutamaan Dayak

Sumpah ini menunjukkan bahwa jujur adalah salah satu keutamaan (virtue) utama orang Dayak di mana pun mereka berada. Tes seperti ini tidak hanya mencerminkan tradisi yang kaya akan kearifan lokal, tetapi juga menunjukkan betapa dalamnya penghormatan mereka terhadap sumpah adat. Melalui sumpah dan tes kebenaran, siapa yang salah akan terungkap, dan masyarakat dapat kembali hidup dalam harmoni.

Demikianlah tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan adat Dayak sebagai salah satu harta budaya yang terus relevan hingga saat ini.

-- Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar