Dinamika Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Dayak

Taman Nasional , Kayan Mentarang, Dayak, hutan, pengelolaan, perladangan berpindah, manajemen sumber daya berbasis komunitas, Tana’ Ulen

Dayak manusia dari dan bergantung pada alam.olaan Hutan oleh Masyarakat Dayak.
Buku Dinamika Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Dayak.


Judul buku: Dinamika Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Dayak
Penulis: Asung Uluk, Made Sudana, Eva Wollenberg
Penerbit/tahun: Center for International Forestry Research/ © 2001 

Buku Dinamika Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Dayak membahas bagaimana masyarakat Dayak mengelola hutan secara berkelanjutan berdasarkan kearifan lokal mereka. 

Para penulis, Asung Uluk, Made Sudana, dan Eva Wollenberg, mengulas praktik tradisional serta tantangan yang dihadapi akibat perubahan kebijakan dan eksploitasi sumber daya.

Baca Dayak Bukan Berasal dari Yunnan tapi dari Gua Niah

Buku ini menyoroti sistem perladangan berpindah, manajemen sumber daya berbasis komunitas, serta upaya masyarakat Dayak dalam mempertahankan hak-hak adat mereka. Selain itu, buku ini menggambarkan bagaimana hutan tidak hanya berfungsi sebagai sumber ekonomi, tetapi juga memiliki makna ekologis, sosial, dan budaya yang mendalam bagi masyarakat Dayak di sekitar Taman Nasional Kayan Mentarang.

Relasi Dayak - Hutan - Dayak

Dalam buku ini, penulis menguraikan berbagai aspek keterkaitan masyarakat Dayak dengan hutan, termasuk peran hutan sebagai sumber bahan makanan, obat-obatan, bahan bangunan, dan sarana pendapatan. 

Selain itu, hutan juga menjadi bagian integral dalam upacara adat, kepercayaan spiritual, dan sebagai tempat pewarisan ilmu tradisional. Penulis juga membahas bagaimana hukum adat memainkan peran dalam pengelolaan hutan, termasuk konsep Tana’ Ulen yang berfungsi sebagai kawasan konservasi adat guna mencegah konflik dan menjaga kelestarian sumber daya alam.

Baca Dayak Sukubangsa yang Jujur

Buku ini juga mengulas tantangan modern yang dihadapi oleh masyarakat Dayak akibat kebijakan negara dan masuknya eksploitasi besar-besaran, seperti deforestasi dan ekspansi perkebunan sawit. Dampak dari perubahan iklim serta hilangnya sumber daya alam akibat aktivitas pertambangan juga menjadi perhatian utama dalam buku ini.

Intisari Buku
Di Indonesia, meningkatnya perusakan hutan mempengaruhi akses masyarakat lokal atas hutan, tetapi hanya sedikit informasi yang tersedia mengenai dampak perusakan hutan terhadap masyarakat yang punya ketergantungan tinggi pada hutan. Untuk lebih memahami dampak potensial ini, buku ini melaporkan mengenai penggunaan hutan dari segi ekonomis dan budaya di tiga desa di Kecamatan Pujungan, Kalimantan Timur, berdasarkan data hasil survei rumah tangga yang dilaksanakan pada tahun 1996.

Buku ini menggambakan bagaimana kelompok suku lokal Kenyah sangat tergantung pada hutan untuk makanan, obat, pembangunan, pendapatan rumah tangga, serta mempertahankan sumber daya alam seperti air dan kesuburan tanah. 

Hutan juga menjadi sumber simbol kebudayaan, bahkan digunakan sebagai inspirasi dalam pemberian nama anggota keluarga. Buku ini menyoroti keterkaitan erat antara hutan dengan budaya Kenyah dan mendalami aturan lokal mengenai penggunaan sumber daya hutan, termasuk konsep Tana’ Ulen (halaman 37 - 77).

Baca FILSAFAT DAYAK Usaha Rasional Memahami Zat Tertinggi, Penduduk Asli, Alam Semesta, dan Budaya Borneo Masa ke Masahttps://www.dayaktoday.com/2025/02/filsafat-dayak-usaha-rasional-memahami.html

Studi ini menyimpulkan bahwa walaupun ada kebijakan yang memungkinkan pengelolaan hutan oleh adat, kebijakan ini harus diaplikasikan secara formal di wilayah hutan tersebut. Jika masyarakat lokal belum merasa aman mengenai hak mereka atas tanahnya, cara hidup mereka yang sangat tergantung pada keberadaan hutan tetap berada dalam risiko besar.

Tentang Penulis:

  • Asung Uluk adalah seorang peneliti dan aktivis lingkungan yang fokus pada hak-hak masyarakat adat serta pengelolaan hutan berkelanjutan. Ia telah terlibat dalam berbagai penelitian tentang sistem perladangan tradisional dan manajemen sumber daya alam berbasis komunitas di Kalimantan.

  • Made Sudana adalah seorang akademisi dan ahli dalam bidang ekologi serta kebijakan kehutanan. Ia memiliki pengalaman panjang dalam meneliti dinamika sosial-ekologi di kawasan hutan tropis serta interaksi antara masyarakat adat dan kebijakan pemerintah.

  • Eva Wollenberg adalah seorang peneliti senior dalam bidang kehutanan dan pembangunan berkelanjutan. Ia telah bekerja dengan berbagai organisasi internasional dalam studi mengenai adaptasi masyarakat terhadap perubahan lingkungan dan tata kelola sumber daya alam berbasis partisipatif.

Buku ini sangat direkomendasikan bagi akademisi, peneliti, serta siapa pun yang tertarik dengan isu lingkungan, hak adat, dan keberlanjutan hutan tropis.

Penulis review: Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar