Belajar Jujur dari Dayak

Dayak, jujur keutamaan, baik,

Jujur sebagai stempel Dayak

Jujur sebagai stempel Dayak. Ilustrasi by: AI.

PONTIANAK - DAYAKTODAY: Istilah "jujur" dalam bahasa Latin adalah "honestus" atau "veritas"


Kata "honestus" merujuk pada kehormatan dan kejujuran dalam tindakan, sementara "veritas" lebih menekankan pada kejujuran dalam berbicara dan berpikir.
Baca Dayak Sukubangsa yang Jujur

Mengapa jujur menjadi keutamaan?

Kejujuran adalah salah satu nilai utama dalam berbagai tradisi moral dan agama karena mencerminkan integritas seseorang. Berikut beberapa alasan mengapa kejujuran menjadi keutamaan:

  1. Membangun Kepercayaan – Orang yang jujur lebih dipercaya dalam hubungan sosial, bisnis, dan kehidupan sehari-hari.
  2. Menjaga Integritas – Kejujuran menunjukkan konsistensi antara ucapan dan tindakan seseorang.
  3. Menghindari Konflik – Dengan bersikap jujur, seseorang dapat menghindari kebohongan yang justru dapat menimbulkan masalah lebih besar.
  4. Menciptakan Kehidupan yang Damai – Orang yang jujur hidup dengan lebih tenang karena tidak harus menyembunyikan sesuatu.

Jujur dalam 13 Living Values menurut Diane Tillman

Diane Tillman, dalam konsep Living Values Education, memasukkan kejujuran sebagai salah satu dari 13 nilai utama yang perlu ditanamkan dalam kehidupan. 

Baca Dayak Bukan Berasal dari Yunnan tapi dari Gua Niah: Ini Bukti Ilmiah Uji-karbon 40.000 Tahun Silam

Alasan mengapa kejujuran termasuk dalam nilai-nilai ini adalah:

  • Kejujuran merupakan dasar dari karakter yang baik.
  • Kejujuran membantu seseorang menjalani kehidupan dengan penuh kepercayaan dan integritas.
  • Dengan bersikap jujur, seseorang dapat menjadi teladan bagi orang lain.

Orang Dayak dan kejujuran

Orang Dayak dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi kejujuran. Dalam budaya Dayak, kejujuran bukan hanya nilai individu, tetapi juga nilai sosial yang dijunjung dalam kehidupan bermasyarakat. 

Orang Dayak percaya bahwa "kata adalah janji", dan melanggar janji adalah perbuatan yang sangat tercela.

Perbedaan Polos, Lugu, dan Jujur

  1. Polos – Dalam konteks Dayak, "polos" sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sederhana, tidak banyak berpikir rumit, dan apa adanya. Orang yang "polos" tidak berpikir untuk menipu atau berbohong, tetapi juga bisa berarti naif.
  2. Lugu – Istilah ini merujuk pada seseorang yang sederhana dan tidak banyak tingkah, tetapi terkadang juga menggambarkan seseorang yang kurang pengalaman atau tidak memahami intrik sosial.
  3. Jujur – Berbeda dengan "polos" dan "lugu", jujur berarti seseorang yang berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran, tidak menipu, dan memiliki integritas yang tinggi.

Jujur sebagai stempel Dayak

Kejujuran adalah salah satu nilai fundamental yang dihargai dalam berbagai budaya, termasuk dalam masyarakat Dayak. Perbedaan antara polos, lugu, dan jujur menunjukkan bahwa kejujuran bukan sekadar kepolosan atau kesederhanaan, tetapi sebuah sikap yang mencerminkan integritas seseorang.

Baca Orang Dayak: Dari Kemandirian Finansial hingga Sektor Jasa

Jauh lebih baik dan bernilai jika Dayak dikenal sebagai sukubangsa yang jujur dibandingkan sekadar dikenang karena jumlah sarjana atau gelar akademik yang dimiliki. 

Kejujuran adalah inti dari karakter dan martabat sebuah masyarakat, sedangkan gelar akademik, meskipun penting, bukanlah jaminan akan integritas dan moralitas seseorang. 

Jika kejujuran menjadi identitas utama Dayak, maka segala pencapaian lainnya akan memiliki fondasi yang kuat dan dihormati oleh masyarakat luas.

Kejujuran bukan sekadar nilai moral, tetapi juga bisa menjadi "stempel" yang melekat pada jati diri Dayak. 

Dalam interaksi sosial, ekonomi, dan politik, kejujuran dapat menjadi pembeda yang menegaskan eksistensi Dayak sebagai bangsa yang dapat dipercaya, bermartabat, dan dihormati. 

Ketika orang berbicara tentang Dayak, mereka tidak hanya mengingat kearifan lokal, keberanian, dan ketangguhan mereka, tetapi juga nilai luhur kejujuran yang diwariskan turun-temurun. 

Stempel "Dayak jujur" ini bukan sekadar klaim kosong. Namun, harus terus dibuktikan dalam perilaku sehari-hari, baik di tingkat perseorangan maupun kolektif. 

Dengan demikian, Dayak benar-benar dikenal dan diakui sebagai bangsa yang menjunjung tinggi integritas di tengah dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan.

Dayak orang jujur. Bukan polos dan lugu.

-- Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar