Literasi Dayak di Plaza Indonesia

Dayak, literasi, Plaza Indonesia, kegelisahan politik, bangsa, Indonesia, Baby Boomer

 

Dayak dan Literasi di Berbagai Bidang
Di Plaza Indonesia, empat sahabat—Yansen, Masri, Pepih, dan Dodi sering bertemu di sebuah kafe untuk berdiskusi. Ist. 


JAKARTA- dayaktoday.comOrang Dayak hari ini bicara soal literasi, bukan semata-mata tentang nasi. Di Plaza Indonesia, Jakarta pula.

Menurut Pertemuan Davos, ada setidaknya 5 dimensi Literasi. Dua di antaranya adalah literasi kebangsaan dan literasi politik. Dua literasi itu menjadi topik hangat diskusi 4 sekawan. Seperti tampak pada aksi di ilustrasi.

Baca Who’s Destroying Borneo’s Forests? The Corporate Takeover of Dayak Lands

Di Plaza Indonesia, empat sahabat—Yansen, Masri, Pepih, dan Dodi (sesuai urutan kebiasaan mereka) —sering bertemu di sebuah kafe untuk berdiskusi. 

Generasi Baby Boomer yang beruntung

Kali ini, pada 26 Februari 2025, topik utama mereka adalah literasi, yang kemudian berkembang ke berbagai bahasan. Salah satunya mengenai Generasi Baby Boomer, yang menurut Yansen "beruntung."

"Mengapa begitu?" tanya Pepih, mengambil jeda sejenak sebelum menyeruput kopinya.

"Karena kita mengalami semua perubahan zaman," ujar Yansen.

Generasi Baby Boomer lahir dalam lingkungan yang masih tradisional, berkembang di tengah modernisasi, dan kini berada di era digital. Mereka menyaksikan peralihan dari kehidupan agraris ke industri, dari komunikasi berbasis surat ke media sosial, serta dari pekerjaan manual ke era kecerdasan buatan. Mereka pernah hidup tanpa teknologi canggih, tetapi juga harus menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman.

Baca Dayak Bukan Berasal dari Yunnan tapi dari Gua Niah

Setiap generasi menghadapi tantangannya masing-masing. Pertanyaan "Apakah mereka bisa beradaptasi?" bukan hanya pertanyaan untuk generasi saat ini, tetapi juga sesuatu yang dulu diajukan kepada Baby Boomer.

Melihat ke belakang, Baby Boomer juga menghadapi berbagai tantangan, seperti:

  • Tantangan politik & ekonomi → Setelah perang, mereka berjuang dalam membangun negara dan menstabilkan ekonomi.
  • Tantangan sosial & budaya → Beradaptasi dengan transisi dari masyarakat tradisional ke modern.
  • Tantangan teknologi → Beralih dari era analog menuju digitalisasi dan komputerisasi.

Dahulu, orang tua mereka (Silent Generation atau Generasi Perang) mungkin juga meragukan apakah Baby Boomer mampu menghadapi perubahan zaman. Namun, kenyataannya, mereka berhasil beradaptasi.

Situasi serupa terjadi sekarang

  • Generasi Milenial & Gen Z menghadapi tantangan seperti digitalisasi, perubahan iklim, ekonomi gig, dan kecerdasan buatan.
  • Generasi Baby Boomer dulu juga ditanya: "Bisakah mereka beradaptasi dengan modernisasi?"
  • Kini pertanyaannya diajukan kepada Generasi Z & Alpha: "Mampukah mereka menghadapi dunia digital dan AI?"

Sejarah telah membuktikan bahwa setiap generasi pada akhirnya akan menemukan jalannya sendiri untuk beradaptasi, meski dengan cara yang berbeda. 

Oleh karena itu, pertanyaannya tetap sama, dan jawabannya pun selalu serupa: setiap generasi memiliki tantangan yang khas dan akan mencari solusinya sendiri.

Baca FILSAFAT DAYAK Usaha Rasional

"Tapi sejarah sudah membuktikan," kata Masri. "Setiap generasi punya caranya masing-masing untuk menyesuaikan diri."

Dodi mengangguk. "Pertanyaannya tetap sama, begitu pula jawabannya. Tantangan boleh berbeda, tetapi setiap generasi pasti menemukan jalannya."

Diskusi pun berlanjut, membahas literasi, budaya, hingga bagaimana kecerdasan buatan mengubah cara manusia berpikir. Di atas meja mereka, kopi mulai mendingin, namun obrolan semakin hangat.

-- Rangkaya Bada

LihatTutupKomentar