Dayak dalam Pusaran Industri Minyak Sawit Dunia yang kian Meningkat
Basis sumber data Grafik ini: Oil World Annual Vol. 1 -2023/4. |
Untuk memenuhi permintaan ini, stok minyak dan lemak harus dikurangi. Hal ini dapat menyebabkan defisit pasokan dalam beberapa bulan ke depan.
Produksi minyak sawit alami perlambatan
Pasar global minyak nabati dan lemak hewani sebelumnya mengalami surplus. Namun, pada tahun 2023/24, pasokan mulai mengetat. Demikian menurut Oil World Annual Vol. 1 -2023/4.
Produksi global 17 jenis minyak dan lemak diproyeksikan mencapai 259,8 juta ton, dengan kenaikan tahunan sebesar 5,8 juta ton atau 2,3%. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 9,0 juta ton atau 3,7% pada musim sebelumnya.
Perlambatan ini terutama disebabkan oleh produksi minyak sawit yang hanya mengalami peningkatan kecil.
Produksi minyak bunga matahari dan minyak lobak juga mengalami penurunan dalam periode April hingga September 2024. Namun, peningkatan produksi minyak kedelai membantu menyeimbangkan kondisi pasar global.
Pasokan lemak hewani masih terbatas
Pasokan minyak dan lemak diperkirakan semakin terbatas pada periode April hingga September 2024. Ketersediaan kedelai di pasar global lebih melimpah dibandingkan biji minyak lainnya. Ketergantungan terhadap minyak kedelai akan meningkat hingga akhir musim ini.
Produksi minyak nabati juga mengalami hambatan akibat peralihan proses pengolahan dari biji minyak berkandungan tinggi ke kedelai. Situasi ini dapat menghambat pasokan minyak nabati, yang hanya dapat diatasi melalui penyesuaian harga untuk menjaga keseimbangan produksi dan konsumsi.
Produksi lemak hewani cenderung tidak elastis terhadap perubahan harga. Produksi lemak sapi diperkirakan meningkat sebesar 0,2 hingga 0,3 juta ton pada tahun 2023/24. Namun, permintaan terhadap lemak sapi jauh lebih tinggi, sehingga perlu ada pengendalian konsumsi melalui mekanisme harga.
Pertumbuhan konsumsi capai 3-4%
Pada awal musim 2023/24, harga minyak nabati utama mengalami tekanan. Hal ini disebabkan oleh perlambatan sementara permintaan impor dan meningkatnya pasokan ekspor minyak bunga matahari. Harga rata-rata minyak dan lemak dunia mengalami penyesuaian seiring dengan kondisi pasar yang dinamis.
Dayak dalam pusaran industri Sawit Dunia
Suku Dayak di Borneo telah lama menghadapi dampak industri sawit. Perluasan perkebunan sawit mengubah lanskap hutan yang menjadi sumber kehidupan mereka. Masyarakat Dayak kehilangan lahan adat, sementara beberapa terlibat dalam industri sawit sebagai pekerja atau petani plasma.
Konflik lahan antara perusahaan sawit dan masyarakat adat sering terjadi. Penguasaan lahan oleh perusahaan besar menyebabkan keterbatasan akses bagi komunitas lokal. Sementara itu, sebagian masyarakat Dayak memilih beradaptasi dengan mengelola kebun sawit secara mandiri.
Keberlanjutan industri sawit di Borneo harus mempertimbangkan hak-hak masyarakat adat.
Program peremajaan sawit dan sertifikasi keberlanjutan dapat membantu memastikan keseimbangan antara industri dan kearifan lokal Dayak.
Regulasi yang berpihak pada masyarakat adat sangat diperlukan untuk mencegah eksploitasi lebih lanjut.
Produksi Global 17 Jenis Minyak & Lemak
2023/24 - 259,8 Juta Ton
Minyak Sawit: 31,5%
Minyak Kedelai: 23,9%
Minyak Lobak: 12,1%
Minyak Bunga Matahari: 9,0%
Minyak Inti Sawit & Kelapa: 4,5%
Minyak dan Lemak Lainnya: 19,1%
2003/04 - 130,8 Juta Ton
Minyak Sawit: 23,1%
Minyak Kedelai: 23,5%
Minyak Lobak: 11,1%
Minyak Bunga Matahari: 7,3%
Minyak Inti Sawit & Kelapa: 4,9%
Minyak dan Lemak Lainnya: 30,1%
Dengan pertumbuhan konsumsi yang lebih tinggi dari rata-rata, industri minyak dan lemak global perlu menyesuaikan strategi untuk menjaga keseimbangan pasokan dan harga.
-- Periset dan penulis: Masri Sareb Putra, M.A.