Dayak : Hak dan Manfaat dalam Industri Sawit

Masyarakat Dayak hanya berperan sebagai buruh di perkebunan sawit.
Hak dan Manfaat dalam Industri Sawit bagi orang Dayak. Dok. Siska.

PONTIANAK - DAYAKTODAYMasyarakat Dayak, sebagai penduduk asli Kalimantan, memiliki hak historis, budaya, dan ekonomi atas tanah yang mereka diami selama berabad-abad. 

Toh demikian, dalam realitas modern, Dayak kerap menjadi penonton di tanah sendiri. Khususnya dalam sektor industri kelapa sawit yang mendominasi perekonomian Kalimantan. 

Baca Pidato Prabowo Terkait Ekstensifikasi Sawit bagi Perusahaan dan Harapan bagi Petani Sawit Mandiri

Agar masyarakat Dayak benar-benar mendapat manfaat dari industri ini, perlu ada mekanisme yang memastikan keterlibatan aktif mereka dalam rantai nilai sawit.

Dari Buruh ke Pemilik dan Pengelola

Selama ini, banyak masyarakat Dayak hanya berperan sebagai buruh di perkebunan sawit. Sementara keuntungan utama dinikmati oleh perusahaan besar. 

Baca Dayak sebagai Indigenous People dan First Nation di Borneo

Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaan harus mendorong model kemitraan yang memberikan hak kelola kepada masyarakat adat. Skema yang bisa diterapkan antara lain:

  1. Plasma yang Dikelola Langsung oleh Masyarakat – Masyarakat harus memiliki akses nyata untuk mengelola perkebunan plasma, bukan sekadar penerima manfaat pasif.

  2. Koperasi Sawit Berbasis Komunitas – Dengan membentuk koperasi, masyarakat dapat mengorganisir produksi dan distribusi sawit mereka sendiri, sehingga keuntungan lebih besar kembali kepada mereka.

  3. Industri Hilir Berbasis Lokal – Masyarakat harus didorong untuk terlibat dalam pengolahan produk turunan sawit seperti minyak goreng, biodiesel, dan produk turunannya agar nilai tambah ekonomi tetap berada di tingkat lokal.

Perlindungan Hak dan Lingkungan

Selain keuntungan ekonomi, keterlibatan masyarakat Dayak dalam industri sawit harus tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kelangsungan budaya mereka. Model pembangunan yang mengedepankan ekonomi berbasis masyarakat tidak boleh mengorbankan keberlanjutan ekosistem hutan Kalimantan. Oleh karena itu, kebijakan yang perlu dikedepankan mencakup:

  1. Penguatan Hak Tanah Adat – Pengakuan dan perlindungan hukum terhadap tanah adat harus menjadi prioritas utama sebelum ekspansi sawit lebih lanjut.

  2. Model Agroforestri dan Sawit Berkelanjutan – Penggabungan antara sawit dan tanaman hutan bernilai ekonomi tinggi bisa menjadi solusi yang ramah lingkungan.

  3. Pendidikan dan Transfer Teknologi – Masyarakat harus dibekali dengan pengetahuan dan teknologi pertanian modern agar dapat bersaing dan mandiri dalam pengelolaan sawit.

Dayak sebagai Pemain pembangunan Kalimantan

Kalimantan tidak boleh hanya menjadi pusat eksploitasi sumber daya tanpa memberikan dampak positif bagi penduduk aslinya. 

Masyarakat Dayak harus menjadi pusat dari setiap keputusan pembangunan, baik dalam kebijakan pemerintah maupun strategi investasi perusahaan. 

Dengan peran-aktif dan kepemilikan yang jelas atas sumber daya mereka, masyarakat Dayak tidak hanya akan menerima manfaat ekonomi, tetapi juga akan menjadi aktor utama dalam menentukan arah pembangunan Kalimantan ke depan.

Baca Organic Farming Practices of the Dayak People in Krayan: Harmony Between Nature, Culture, and Humanity

Dengan demikian, industri sawit harus menjadi alat pemberdayaan bagi masyarakat Dayak, bukan sekadar instrumen eksploitasi. Pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan hanya dapat tercapai jika Dayak ditempatkan sebagai subjek utama dalam narasi pembangunan Kalimantan.

-- Rangkaya Bada

LihatTutupKomentar