Joker

Joker, remi, permainan, strategi, taktik, politik, sandera, tahanan, kartu AS, nutup permainan remi, menjadi apa saja

Kartu Joker.
Kartu Joker bisa menjadi dan untuk apa saja. Ilustrasi by: Ai.

🌍 DAYAK TODAY  | JAKARTA :  Di atas meja hijau. 
Permainan remi berlangsung dengan ketegangan yang diam. 

Kartu-kartu dibagi dengan cekatan. Seolah-olah nasib bisa digenggam dalam hanya satu kepal tangan.

Para pemain duduk tegak, Masing-masing menyembunyikan kegelisahan di balik raut wajah yang penuh perhitungan. Di antara kartu-kartu itu, ada satu yang tak terlihat. Satu yang telah ditahan.

Joker.

Dalam permainan remi, Joker adalah kartu liar. Ia bisa menggantikan apa saja. Bisa mengisi kekosongan, bisa membalikkan keadaan.

Baca Negara Leviathan

Tapi di tangan yang salah, ia bisa disimpan, diisolasi—disandera, kalau kita ingin memakai kata yang lebih tajam. Lawan yang licik tahu, tanpa Joker, ada satu kemungkinan yang hilang. Dan itulah yang sedang terjadi.

Kartu itu ada. Tetapi tidak boleh dimainkan. Ditahan, barangkali karena terlalu berbahaya. Barangkali karena ada yang lebih nyaman dengan aturan yang sudah ditulis sebelum kartu pertama dibagi.

Di negeri ini. Permainan yang lebih besar sedang berlangsung. Seorang politisi dari partai pembangkang —kata orang Malaysia—ditarik dari meja permainan. Bukan karena ia sudah kalah, tetapi justru karena ia bisa menang.

Baca FILSAFAT DAYAK Usaha Rasional

Ia seperti Joker yang masih tersembunyi. Kartu yang bisa menentukan hasil akhir. Koalisi yang menang tahu, ada satu cara agar permainan ini tetap berpihak pada mereka. Pastikan kartu itu tak pernah menyentuh meja.

Dengan begitu, permainan tetap bisa diatur. Tanpa ada kejutan yang tak diinginkan. Tanpa ada langkah yang tak bisa mereka prediksi.

Tetapi permainan bukan hanya soal siapa yang menguasai meja. Ia juga soal siapa yang bisa membaca tanda-tanda. Pemain yang terlalu yakin pada tangannya sering lupa, bahwa ada aturan tak tertulis dalam setiap permainan.

Kartu yang ditahan terlalu lama bisa membuat meja berbalik. Dalam kesempatan menang yang nyaris tanpa celah, ada satu kartu yang tetap bisa digunakan untuk menutup permainan dengan sempurna. Ya, Joker itu.

Kartu yang barangkali sudah lelah menunggu, tetapi masih tetap diinginkan. Sebab dalam permainan remi, kartu Joker lebih berharga daripada AS. Para pemain sejati tahu tanpa Joker, kemenangan terasa timpang.

Tanpa Joker, strategi terasa picik. Tanpa Joker, permainan hanyalah repetisi dari kesepakatan-kesepakatan lama yang membosankan. 

Maka kita menunggu.

Menunggu kapan permainan akan berakhir. Menunggu kapan kartu terakhir akan dilempar ke meja. Sebab satu hal yang pasti dalam remi: kemenangan sejati bukan soal seberapa kuat tanganmu, tetapi seberapa berani kau memainkan kartumu.

Baca Capital Flight

Yang lebih tahu permainan ini mafhum betul bahwa menyandera Joker bukan berarti mengendalikan permainan. Justru di sanalah letak kekalahan sejati. 

Sebab Joker pada akhirnya selalu menemukan caranya sendiri untuk muncul.

Kadang dengan tenang. 

Kadang dengan tawa yang sulit dibaca. Karena begitulah sifatnya: Joker senantiasa tiba pada saat yang tak terduga. Selalu membuat permainan menjadi lebih terbuka.

-- Rangkaya Bada

LihatTutupKomentar