Anak-anak Muda Dayak dalam Diskusi di WAG Bertekad Menjadi Part of Solution Bangsa

Dayak, anak muda, Part of Solution bagi Bangsa, political decay kriris kepemimpinan, krisis teladan, koperasi, credit union, CU, money politics

Anak-anak Muda Dayak dalam Diskusi di WAG Bertekad Menjadi Part of Solution Bangsa
Anak-anak Muda Dayak bertekad menjadi Part of Solution bagi Bangsa.

🌍 DAYAK TODAY  | PONTIANAK : Dayak, meski populasinya kecil—tidak sampai 5% dari total populasi Indonesia menyadari bahwa mereka tidak ingin menjadi bagian dari masalah, part of the problem

Setidaknya anak-anak muda Dayak berusaha untuk tidak menjadi beban. Sebaliknya, ada kesadaran kolektif yang berkembang di kalangan generasi muda Dayak bahwa mereka harus menjadi part of the solution, bagian dari pemecah masalah bangsa.

Baca Dayak dalam Pusaran "Political Decay" Bangsa Indonesia Hari Ini

Pemikiran ini mencerminkan kesadaran baru yang muncul dalam diskusi di berbagai forum, termasuk dalam sebuah grup WhatsApp (WAG) anak-anak muda Dayak di Kalimantan Barat. 

Di WAG itu berbagai gagasan dan strategi dibahas: bagaimana meningkatkan kapasitas diri, memperkuat ekonomi berbasis komunitas, mempertahankan budaya di tengah arus modernisasi, serta mengambil peran aktif dalam pembangunan daerah dan nasional.

Kesadaran ini bukan sekadar wacana, tetapi mulai diwujudkan dalam tindakan nyata. Banyak anak muda Dayak yang memilih kembali ke kampung halaman setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, membangun usaha mandiri, berkontribusi dalam gerakan koperasi dan credit union (CU), serta terlibat dalam advokasi hak-hak masyarakat adat. 

Baca Dayak Bukan Berasal dari Yunnan tapi dari Gua Niah

Anak-anak muda Dayak tidak hanya mempertanyakan ketidakadilan yang terjadi, tetapi juga mencari solusi konkret agar masyarakat Dayak dapat menjadi tuan di tanahnya sendiri, berdaya secara ekonomi, dan sejajar dengan kelompok lain dalam percaturan nasional.

Semangat ini menegaskan bahwa Dayak bukan hanya warisan budaya atau bagian dari statistik demografi, tetapi juga kekuatan yang aktif membangun masa depan Indonesia.

Anak Muda yang Menjadi Bagian dari Solusi, Bukan Bagian dari Masalah

Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, anak-anak muda Dayak yang hebat harus mengambil peran sebagai part of solution, bukan part of problem. Seperti yang dibahas dalam diskusi di WAG "Koperasi Landak," peran generasi muda sangat krusial dalam menciptakan perubahan nyata, terutama dalam menghadapi masalah-masalah besar yang menghambat kemajuan bangsa.

Tantangan Besar Bangsa Indonesia Saat Ini

  1. Krisis Teladan Kepemimpinan yang Bersih dan Berintegritas
    Banyak pemimpin di negeri ini terseret dalam kasus korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan praktik nepotisme. Akibatnya, kebijakan yang seharusnya berpihak kepada rakyat justru melayani kepentingan kelompok tertentu. Di sinilah peran generasi muda Dayak penting—mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas, jujur, dan berpihak kepada rakyat.

  2. Praktik Politik Uang (Money Politics)
    Pemilu dan pilkada sering kali menjadi ajang transaksi politik, di mana suara rakyat dibeli dengan uang atau janji-janji yang hanya bersifat sementara. Politik uang tidak hanya merusak demokrasi, tetapi juga menciptakan pemimpin yang tidak kompeten dan lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kesejahteraan rakyat. Anak-anak muda Dayak harus aktif dalam politik yang bersih, menciptakan gerakan perubahan berbasis nilai dan integritas, bukan transaksional.

  3. Ekonomi yang Dikuasai Konglomerat
    Perekonomian Indonesia saat ini masih didominasi oleh segelintir konglomerat. Sektor-sektor strategis, mulai dari industri pangan, perkebunan, hingga perbankan, sebagian besar dikuasai oleh kelompok tertentu. Akibatnya, masyarakat kecil, termasuk Dayak, kesulitan berkembang dan harus bergantung pada sistem yang tidak berpihak kepada mereka. Anak muda Dayak harus mulai membangun kemandirian ekonomi berbasis koperasi, agribisnis lokal, dan pemanfaatan teknologi digital untuk menciptakan ekonomi yang lebih adil.

  4. Pencaplokan Lahan Masyarakat oleh Pengusaha dan Industri, Terutama di Kalimantan
    Salah satu ancaman terbesar bagi masyarakat Dayak adalah hilangnya tanah adat akibat ekspansi industri besar seperti perkebunan kelapa sawit, tambang, dan proyek-proyek strategis nasional. Banyak lahan masyarakat yang diambil tanpa persetujuan atau dengan harga yang tidak adil. Jika ini dibiarkan, generasi mendatang tidak akan memiliki warisan tanah untuk dikelola. Oleh karena itu, anak muda Dayak harus aktif dalam advokasi hak tanah adat, memperkuat ekonomi berbasis komunitas, dan menjaga kelestarian lingkungan.

Menjadi Bagian dari Solusi

Generasi muda Dayak tidak boleh hanya menjadi penonton atau korban dari situasi ini. Mereka harus mengambil inisiatif untuk menjadi bagian dari solusi dengan:

  1. Membangun kepemimpinan yang kuat: Mengembangkan diri menjadi pemimpin yang jujur dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
  2. Melawan politik uang: Mendorong budaya politik yang berbasis integritas dan menolak praktik transaksional.
  3. Membangun kemandirian ekonomi: Mengembangkan usaha berbasis koperasi, pertanian organik, dan teknologi digital agar ekonomi tidak hanya dikuasai oleh segelintir orang.
  4. Memperjuangkan hak tanah adat: Mengorganisir gerakan advokasi dan melawan eksploitasi tanah masyarakat oleh korporasi besar.


Dayak yang super dan anak-anak muda Dayak yang hebat harus menjadi pemimpin perubahan. Mereka harus aktif dalam memperjuangkan keadilan, melawan ketidakadilan ekonomi, serta mempertahankan tanah dan identitas budaya mereka. 

Baca FILSAFAT DAYAK Usaha Rasional Memahami Zat Tertinggi, Penduduk Asli, Alam Semesta, dan Budaya Borneo Masa ke Masa

Diskusi di WAG "Koperasi Landak" harus menjadi titik awal untuk aksi nyata, memastikan bahwa generasi muda Dayak benar-benar menjadi part of solution, bukan part of problem.

-- Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar