Surga Tersembunyi di Ujung Barat Kalimantan
🌍 DAYAK TODAY | BENGKAYANG: Temajuk terletak di ujung barat Pulau Borneo, tepatnya di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Desa ini berbatasan langsung dengan Malaysia dan menawarkan pemandangan alam yang eksotis. Dikelilingi perbukitan hijau yang menawan serta berhadapan langsung dengan hamparan pantai yang memukau, Temajuk menjadi destinasi yang sempurna bagi pencinta alam dan petualangan.
![]() |
Sajingan Besar/surya |
Melalui Kampung Semunying, perjalanan berlanjut dengan jalur yang semakin menantang. Jalanan berkelok dan sebagian masih berupa tanah merah, terutama jika musim hujan, membuat perjalanan lebih menantang. Di sepanjang perjalanan, saya disuguhi pemandangan khas pedalaman Borneo—hamparan perkebunan sawit milik masyarakat, hutan-hutan yang tersisa, serta rumah-rumah kayu khas perkampungan Dayak.
Setelah melewati beberapa kampung lainnya, akhirnya saya tiba di perbatasan Temajuk. Semakin dekat ke desa ini, lanskap mulai berubah. Hutan-hutan yang lebih hijau mulai mendominasi, udara semakin segar, dan suara deburan ombak dari kejauhan mulai terdengar. Sensasi perjalanan ini sungguh luar biasa, seolah membawa saya ke salah satu surga tersembunyi di ujung barat Borneo.
![]() |
Temajuk Sunset/Surya |
Jalan yang dilalui relatif bagus, mayoritas sudah beraspal mulus, meskipun di beberapa titik masih ditemukan ruas jalan pendek yang belum diaspal. Dari Simpang Empat Jagoi Take, perjalanan masih harus ditempuh sekitar 200 kilometer lagi untuk mencapai Temajuk.
Sepanjang perjalanan, pemandangan yang tersaji begitu beragam—kontur tanah berbukit dengan hamparan perkebunan sawit dan hutan hijau yang membentang luas. Rumah penduduk sangat jarang ditemui di jalur ini, menambah kesan sepi dan alami.
Di tengah perjalanan, kita akan melewati Simpang Jalan Aruk, gerbang menuju Malaysia. Jika membawa paspor, kita bisa langsung memasuki negara tetangga melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk. Namun, kali ini perjalanan tidak mengarah ke sana, melainkan terus lurus menuju Sungai Bening, menandakan bahwa Temajuk semakin dekat.
![]() |
Camar Bulan, Temajuk |
Sebelum mencapai Sungai Bening, di Simpang Tanjung, Desa Senatab, terdapat sebuah SPBU. Meskipun letaknya masih searah, kita perlu sedikit berbelok sekitar satu kilometer ke arah Sambas Kota untuk mencapainya. Namun, jika bahan bakar masih mencukupi, kita bisa terus melaju tanpa perlu singgah, hingga akhirnya tiba di Tugu Semut yang berada di Desa Pasir Hitam.
Dari Simpang Tanjung, perjalanan semakin menyenangkan. Pemandangan hutan hijau yang masih asri dan aliran sungai berair jernih menyegarkan mata. Karena daerah ini merupakan kawasan perbatasan negara, beberapa pos jaga TNI tampak berjajar di sepanjang jalan, memberikan rasa aman bagi para pelintas.
Jalanan yang beraspal mulus membawa kita melewati beberapa desa kecil dan Gunung Rumput yang selalu diselimuti kabut tipis, menciptakan suasana sejuk dan misterius. Menjelang Tugu Semut, pemandangan kembali berganti dengan hamparan perkebunan sawit yang baru dibuka. Karena daerah ini terletak di hulu Sungai Sambas, banyak sungai kecil dengan air yang begitu jernih mengalir di sepanjang jalur ini, menambah kesan alami yang memikat.
Dari Tugu Semut, saya berbelok ke kanan, mengambil arah timur. Perjalanan mulai terasa berbeda, karena suasana pegunungan dan hutan perlahan berganti dengan nuansa pesisir. Semakin dekat ke pusat Desa Temajuk, udara semakin segar, dan samar-samar terdengar deburan ombak dari kejauhan. Sebelum benar-benar tiba, saya melewati Tugu Garuda Temajuk—sebuah penanda bahwa destinasi yang dituju sudah semakin dekat.
Setelah perjalanan santai selama 4 hingga 5 jam dengan Honda Vario 125, akhirnya saya tiba di Temajuk. Rasa lelah seketika sirna saat mata disambut oleh keindahan pantai dan suara ombak yang menenangkan.
Saya duduk sejenak di tepi Pantai Camar Bulan, membiarkan angin laut membelai wajah dan menikmati semilir udara yang membawa aroma khas samudra. Setelah itu, saya menyusuri jalan di sepanjang tepi pantai, menikmati pasir coklat yang bersih, membentang hingga ke ujung desa. Perjalanan panjang ini terbayar lunas dengan pemandangan eksotis yang begitu memanjakan mata dan jiwa.
![]() |
Temajuk/Surya |
Di Temajuk, tersedia berbagai pilihan penginapan, mulai dari rumah penduduk hingga resor yang langsung menghadap ke pantai. Untuk pengalaman menginap yang lebih sederhana, beberapa rumah warga menawarkan kamar dengan tarif sekitar Rp100.000 per malam. Sementara itu, penginapan yang dibangun khusus dengan pemandangan pantai memiliki kisaran harga mulai dari Rp150.000.
Jika ingin pengalaman lebih eksklusif, di ujung Desa Temajuk yang sedikit berbukit terdapat J.Lo Resort, salah satu akomodasi premium dengan tarif mulai dari Rp350.000 hingga Rp1.500.000, tergantung pada posisi bungalow yang dipilih. Selain itu, ada juga penginapan unik seperti Rumah Terbalik, yang sudah cukup dikenal dan menarik perhatian wisatawan.
Namun, salah satu tantangan di Temajuk adalah sulitnya mendapatkan sinyal telepon seluler. Untuk tetap terhubung, hampir setiap warung menyediakan voucher WiFi dengan tarif mulai dari Rp5.000 untuk dua jam. Meski begitu, saya beruntung menemukan sinyal Indosat dan Telkomsel di Penginapan Mak Ngah, sehingga masih bisa menghubungi keluarga di rumah.
![]() |
Penginapan yang disediakan warga lokal |
Karena letaknya yang terpencil, Temajuk cenderung sepi dan sunyi, terutama di hari-hari biasa. Jika bukan musim liburan, hanya ada satu atau dua wisatawan yang datang menikmati keindahan pantainya.
Untuk urusan kuliner, Temajuk memiliki tiga warung makan dengan harga yang cukup terjangkau. Namun, menemukan hidangan berbahan dasar ayam atau sapi di sini cukup sulit. Sebagian besar warung lebih mengandalkan hasil laut sebagai menu utama.
Menurut penuturan salah satu pemilik warung, jika ingin menikmati ayam goreng atau rendang, harus melakukan pemesanan terlebih dahulu. Pasalnya, mereka perlu membeli bahan-bahannya di Pasar Paloh, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Temajuk.
![]() |
Jelang Malam di Temajuk. |
Penduduk yang ramah dan alam yang begitu indah membuat saya betah berlama-lama di Temajuk. Malam hari di sini terasa begitu damai, dengan suasana sunyi yang hanya diiringi oleh deburan ombak dan sesekali suara kera dari kejauhan.
Kombinasi antara ketenangan, udara laut yang segar, dan keindahan alam yang masih alami menjadikan pengalaman ini benar-benar tak terlupakan. Temajuk bukan sekadar destinasi wisata, tetapi tempat yang menghadirkan ketenangan bagi jiwa.
-- Anton Surya