Menjadi Dayak di Era Modern

Dayak, today, hebat, modern, Jakarta, FDKJ, maju, anugerah, The History of Dayak

 

di era modern, segala hal yang merendahkan dan memarginalkan telah ditinggalkan
 Orang-orang Dayak di Jakarta. Dok. Masri Sareb.

DAYAK adalah terminologi peyoratif di masa lalu. Kini, di era modern, segala hal yang merendahkan dan memarginalkan Dayak, telah ditinggalkan. 

Upaya menjadikan etnis penghuni asli bumi Borneo sebagai sekadar penonton pembangunan pun harus berakhir. Dayak bukan lagi objek yang dipelajari oleh orang luar, tetapi telah menjadi subjek yang menentukan nasib mereka sendiri.

Tidak boleh ada lagi peminggiran yang membuat Dayak hanya menjadi objek kajian atau komodifikasi budaya oleh antropolog dan penulis asing. Kini, Dayak harus ditulis oleh orang Dayak, agar sudut pandangnya benar-benar merepresentasikan realitas yang ada. 

Sejarah Dayak harus ditulis oleh Dayak sendiri, agar identitas mereka tidak disalahartikan atau dipelintir. Buku seperti The History of Dayak menjadi bukti bahwa orang Dayak mampu mendokumentasikan perjalanan sejarah dan budayanya dengan perspektif yang lebih jujur dan berimbang.

Demikian pula dengan nasib Dayak, yang hanya bisa ditentukan oleh Dayak sendiri. Dayak telah mengalami metamorfosis luar biasa sejak reformasi 1998. Kini, mereka berdiri sejajar dengan etnis lain. Dalam berbagai aspek kehidupan, Dayak terus berkembang. Hari ini, Dayak telah maju di berbagai bidang: pendidikan, ekonomi, dan politik. Mereka bukan lagi penonton, melainkan pelakunya.

Kemajuan dan Tantangan Dayak

Bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, dan politik telah menunjukkan kemajuan pesat. Orang Dayak kini tampil di berbagai posisi strategis, bahkan memegang kendali di daerahnya sendiri. Tidak sedikit yang menjadi pemimpin, baik sebagai kepala daerah maupun dalam berbagai sektor lainnya. Mereka telah membuktikan bahwa Dayak bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga bagian dari masa depan.

Baca Dayak Bukan Berasal dari Yunnan tapi dari Gua Niah: Ini Bukti Ilmiah Uji-karbon 40.000 Tahun Silam

Dinamika perkembangan Dayak sungguh menarik untuk diamati. Jika digambarkan, kemajuannya berlangsung cepat, masif, dan terus bertumbuh. Ini adalah transformasi yang menakjubkan. Meski demikian, kemajuan ini tidak datang tanpa tantangan. Perubahan sosial yang cepat kadang membawa ancaman terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi yang telah lama dijaga.

Meski mengalami modernisasi pesat, masyarakat Dayak tetap mempertahankan nilai-nilai kebersamaan dan belarasa. Hidup sebagai saudara masih tertanam kuat di dalam jiwa mereka. 

Gotong royong tetap hidup dalam keseharian, bahkan ketika masyarakat perkotaan mulai kehilangan ikatan sosial dengan sesama tetangga. Nilai-nilai ini menjadi kekuatan utama Dayak dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan individualisme.

Membangun Masa Depan Dayak

Siapa yang peduli dengan masa depan Dayak? Tidak ada! Kecuali Dayak itu sendiri. Karena itulah, diperlukan upaya kolektif dari berbagai kalangan untuk memastikan eksistensi Dayak tetap terjaga. Membangun masa depan bukan hanya soal mempertahankan identitas, tetapi juga tentang menciptakan peluang yang lebih baik bagi generasi berikutnya.

Orang Dayak yang bergerak di bidang politik harus membuka jalan bagi generasi muda untuk menjadi pemimpin yang visioner. Mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan harus mendidik putra-putri Dayak agar memiliki kompetensi unggul. 

Orang Dayak yang berjuang di sektor kesehatan harus memastikan masyarakat Dayak hidup sehat, baik jasmani maupun rohani. Semua sektor harus saling mendukung agar kemajuan yang telah dicapai tidak menjadi sia-sia.

Baca Dayak: Origins and First Use as Indigenous Identity of Borneo

Di bidang kebudayaan, penting bagi orang Dayak untuk menyadari bahwa menjadi Dayak adalah sebuah anugerah. Dulu, banyak yang malu mengakui identitas mereka karena stigma yang melekat. Kini, kesadaran baru telah tumbuh. 

Orang Dayak bangga menjadi Dayak. Mereka bukan hanya pewaris tradisi, tetapi juga pencipta masa depan.

-- Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar