Kebangkitan Batik Dayak
![]() |
dayaktoday/anton |
Meski ada cerita tentang Putri Junjung Buih meminta kain yang berwarna dengan motif tertentu sebagai mas kawin tetapi masih menjadi debatable apakah ini orang-orang yang terlibat merepresentasikan orang Dayak.
Interaksi Dayak dengan negeri Tiongkok sudah sejak lama terjadi sangat memungkinkan terjadi transfer teknologi yang salah satunya adalah teknik membatik, belum lagi kuatnya pengaruh Tiongkok pada masa pertambangan emas di Kalimantan Barat sehingga terbentuk beberapa kongsi yang semi otonom secara pemerintahan. Tetapi tidak terdapat catatan mengenai hal ini tentang seni batik di Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat.
![]() |
dayaktoday/anton |
Batik Dayak bangkit kembali setelah era tahun 2000an yang menurut Deny Farid Yusman salah satu pengagas Batik Dayak, tidak mudah untuk menemukan jejak warisan batik Dayak. Kurangnya atau mungkin lebih tepatnya ketiadaan peninggalan catatan tertulis untuk mendokumentasikan warisan leluhur di kalangan Dayak membuat tradisi Batik Dayak tidak bisa ditemukan kembali ditambah Iklim pulau Kalimantan yang hutan tropis basah membuat semua warisan benda yang berupa serat kain maupun buku mudah mengalami pelapukan atau terurai kembali menjadi tanah sehingga jejak batik Dayak hilang.
Menurut pengamatan saya tidak semua subsuku memiliki seni gambar yang kuat yang bisa diwariskan kepada generasi berikutnya. Hasil penelusuran saya salah satu subsuku Dayak yang memiliki seni menggambar yang kuat adalah Dayak iban. Menurut Deni masih sulit menemukan motif Dayak diluar Suku Dayak Iban. Menurut pengamatan saya motif Dayak Iban umumnya berbentuk sulur tumbuhan, akar, daun, hewan dan manusia. Motif bergambar berupa hewan, tumbuhan dan manusia manusi mendominasi motif Dayak.
Seni membatik motif dayak yang di lakukan oleh Deny masih menggunakan teknik membatik dari Jawa. Sehingga peralatan dan bahan yang digunakan masih berupa kain, canting, gawangan, kompor, malam, pewarna, kompor dan lain-lain tetapi gambar yang ditorehkan di kain adalah motif Dayak.
Rumitnya dan lamanya proses membatik membuat harga batik dayak menjadi mahal.
![]() |
dayaktoday/Anton |
Menurut Deni untuk satu kain Batik hasil produksi berkisar satu juta hingga sepuluh juta terngantung lebar dan panjang kain yang digunakan serta rumitnya motif gambar yang dikerjakan.
Selain memproduksi batik, Deni Juga mempersilahkan jika ada orang yang ingin belajar membatik. Karena dengan membuka ruang belajar pada generasi muda akan membuka ruang kesinambungan seni membatik di kalangan orang Dayak. Workshop Deny ada di jalan Purnama Gang Usukamang, Pontianak.