Kepercayaan adalah Modal Dasar Credit Union
Dayak jujur dan tepercaya, semudah itu bukti terbalik CU tumbuh di Kalimantan. AI. |
🌍 DAYAK TODAY | PONTIANAK: Pada tahun 1970-an, konsep Credit Union (CU) mulai diperkenalkan di Kalimantan.
Sebagai koperasi kredit, CU memiliki perbedaan mendasar dari lembaga keuangan perbankan. Namun, tantangan utama dalam memperkenalkan CU adalah nomenklatur yang digunakan saat itu, yaitu "Koperasi Kredit" (disingkat "Kopdit").
Masyarakat Kalimantan, yang masih trauma dengan pengalaman buruk terhadap koperasi konvensional, meragukan keberadaan CU.
Baca Dayak Bukan Berasal dari Yunnan tapi dari Gua Niah
Rasa skeptis ini muncul akibat banyaknya kasus koperasi yang dikelola dengan buruk, mengalami kebangkrutan, atau bahkan menjadi ajang penyalahgunaan dana oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap koperasi berakar dari pengalaman masa lalu. Banyak koperasi yang dibentuk dengan semangat gotong royong tetapi gagal dalam pengelolaannya. Kurangnya transparansi, praktik pengelolaan yang tidak bertanggung jawab, serta rendahnya edukasi keuangan membuat banyak anggota koperasi mengalami kerugian. Tidak jarang koperasi yang seharusnya menjadi sarana pemberdayaan ekonomi justru menjadi beban bagi anggotanya karena sistem yang tidak sehat.
Oleh karena itu, ketika CU hadir dengan sistem koperasi yang lebih modern dan terstruktur, masyarakat masih enggan untuk berpartisipasi.
Namun, seiring waktu, kepercayaan masyarakat terhadap CU perlahan mulai tumbuh. Salah satu faktor utama yang mendorong perubahan persepsi ini adalah perbedaan mendasar antara CU dan koperasi yang pernah mengecewakan mereka. CU tidak hanya hadir sebagai lembaga simpan pinjam, tetapi juga membawa visi pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan sistem yang lebih akuntabel, transparan, dan berkelanjutan.
Baca Credit Union (CU) Lembaga sekaligus Literasi Keuangan Orang Dayak
Keunggulan CU terletak pada sistemnya yang berbasis kepercayaan dan kepemilikan bersama. Tidak seperti lembaga keuangan konvensional yang berorientasi pada keuntungan, CU dikelola oleh dan untuk anggotanya sendiri. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam pengambilan keputusan, tanpa memandang besar kecilnya simpanan mereka. Dengan prinsip demokrasi ekonomi ini, CU memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil benar-benar berpihak pada kepentingan anggota, bukan segelintir individu atau pemegang saham.
Salah satu langkah krusial dalam membangun kepercayaan adalah melalui transparansi dan akuntabilitas. CU menerapkan sistem keuangan yang terbuka, di mana setiap anggota dapat mengakses informasi terkait keuangan koperasi mereka.
Laporan keuangan disampaikan secara berkala, dan keputusan-keputusan penting dibahas dalam rapat anggota. Dengan keterbukaan ini, anggota dapat merasa yakin bahwa dana yang mereka simpan benar-benar dikelola dengan baik.
Baca Credit Union (CU) dan Watak Orang Dayak : Tumbu oleh Tutup
Selain itu, peran pendidikan finansial dalam CU sangat signifikan. Berbeda dari koperasi konvensional yang sering kali hanya berfokus pada kegiatan simpan pinjam, CU aktif memberikan pelatihan dan edukasi kepada anggotanya mengenai manajemen keuangan, kewirausahaan, dan strategi investasi.
Dengan adanya pendidikan finansial, anggota tidak hanya terbantu dalam hal ekonomi, tetapi juga mendapatkan keterampilan yang memungkinkan mereka menjadi lebih mandiri dan sejahtera.
Kepercayaan tidak dibangun dalam semalam. Ada pepatah Latin yang mengatakan, Roma non est condita uno die—Roma tidak dibangun dalam sehari. Demikian pula dengan CU di Kalimantan, yang membutuhkan proses panjang untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat.
Keberhasilan CU dalam menumbuhkan kepercayaan ini juga tidak lepas dari kerja keras para pengurus dan anggotanya yang berkomitmen untuk menjalankan koperasi dengan prinsip kejujuran, integritas, dan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan bersama.
Saat ini, CU di Kalimantan telah berkembang pesat dan menjadi salah satu pilar ekonomi masyarakat. Banyak komunitas yang dulunya ragu, kini menjadikan CU sebagai tempat utama untuk menyimpan dan mengelola dana mereka. Bahkan, CU telah berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan memberikan akses terhadap pinjaman berbunga rendah untuk modal usaha, pendidikan, maupun keperluan mendesak lainnya.
Keberhasilan CU dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat menunjukkan bahwa sebuah lembaga ekonomi berbasis komunitas dapat bertahan dan berkembang apabila dikelola dengan baik. Kepercayaan menjadi fondasi utama dalam perkembangan CU. Tidak ada koperasi yang dapat bertahan tanpa adanya kepercayaan dari anggotanya. Oleh karena itu, bagi koperasi yang ingin tumbuh dan berkembang, membangun kepercayaan adalah keharusan.
Kepercayaan bukan sekadar modal awal, tetapi juga kunci keberlanjutan. CU yang dijalankan dengan prinsip kejujuran, transparansi, dan keberpihakan pada anggotanya akan terus mendapatkan tempat di hati masyarakat.
Dalam jangka panjang, CU bukan hanya sekadar lembaga keuangan, tetapi juga menjadi simbol kekuatan ekonomi berbasis komunitas yang mampu memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan anggotanya.
Dengan komitmen dan konsistensi, CU membuktikan bahwa kepercayaan yang pernah runtuh dapat dibangun kembali, menjadikannya alat pemberdayaan ekonomi yang dipercaya dan diandalkan oleh masyarakat Kalimantan.
Jika Koperasi Kredit (CU) tumbuh dan berkembang di Kalimantan Barat, di tengah orang Dayak, apa artinya?
Silakan simpulkan sendiri!
-- Masri Sareb Putra