Adeng, Berjuang Hingga Akhir Demi Dayak
![]() |
Adeng, Martir dari Terati. Dok, keluarga. |
🌍 DAYAK TODAY | SANGGAU: Adeng anak bungsu dari 4 bersaudara Tumenggung Lamie dari Terati. Sejak muda senang merantau dan berdagang. Komoditas yang diperdagangkan adalah hasil bumi Kalimantan seperti buah Tengkawang, Karet, dan lain-lain.
Adeng biasa membawa hasil bumi itu
dengan menggunkan motor air. Sungai Mengkiang yang bermuara di Sunggai Kapuas,
Sanggau, menjadi alur perdagangannya.
Kemahiran dalam mengendarai motor air tidak diragukan lagu karena beberapa riam (jeram) yang berbahaya selalu mampu dia lewati dengan mudah.
Martir di Terati
Dengan memiliki 5 buah motor
air yang selalu hilir mudik antara Balai Sebut-Sanggau. Saat bertemu Riam
berbahaya para supir motor air yang lain selalu menyerahkan kendali kepada
Adeng.
Pasang surut perdagangan juga melanda keluarga Adeng, saat Tengkawang tidak laku dijual lagi bisnis Adeng juga mengalami kemunduran.
Orang berhutang mengunung hingga
ratusan juta bukan sebuah nilai yang murah di tahun 1995. Tetapi Adeng juga
tidak putus asa untuk terus menghidupi keluarga dengan sembilan orang anak.
Jiwa kepimpinan
Adeng terlihat sejak masih muda, sehingga dia sering diundang ke Pontianak
untuk menghadiri seminar atau simposium di LBBT (Lembaga Bela Binua Talino) dan
Institut Dayakologi. Sehingga pikiran makin dicerahkan pentingnya menjaga tanah
dan budaya Dayak yang lestari.
Baca Rian Tubu: A Historical Site of the Punan Dayak People
Kedatangan
investor HPH (Hak Pengusaahaan Hutan) membuat Adeng Resah. Dia berpikir ini
akan membahayakan tanah dan Budaya Dayak, sehingga dalam rapat kampung dia
selalu berbicara “Jika kita mengijinkan PT masuk maka kita terancam tidak
memiliki tanah lagi, jangankan tanah ladang, tanah disamping rumah kita pun
akan ditanami juga.”
Beberapa kali
pihak perusahaan mengajak kerja sama tetapi ditolaknya. Tetapi ada beberapa
orang yang tidak suka akan hal ini yang menawarkan diri untuk bisa menyingkirkan
dia sehingga mereka yang berminat jadi sebagai “humas” dan pemimpin dalam mendekati penduduk
desa Terati supaya perusahaan bisa masuk.
Secara tidak
diduga para kolaborator perusahaan juga merencanakan pembunuhan terhadap Adeng.
Sehingga saat dia berjalan ke hutan/Ladang mereka sudah mengintai dan
memukulnya dengan kayu bagian kepala Adeng, Adeng roboh. Tubuhnya disembunyikan
di semak-semak.
Istri dirumah
heran dengan Adeng yang kunjung pulang ke rumah hingga sore hari sehingga
meminta bantuan beberapa orang yang mencari, hingga malam tidak juga kunjung
ditemukan. Hingga esoknya harinya tuuhnya ditemukan sudah dikerubungi semut.
Adeng gigih mempertahankan tanah Dayak
Adang adalah potret sosok Dayak yang mencoba mempertahankan tanah Dayak dari serbuan orang luar meninggal secara tragis. Mungkin dia jadi martir Dayak dan pahlawan ekologis Kalimantan.
Adeng berpandangan jika satu investor masuk maka yang berikutnya akan menyusul
dan lebih sulit dibendung. Saat itulah orang Dayak akan kehilangan tanah untuk
anak-cucu.