Eksploitasi Dayak Masa ke Masa (3)

Dayak, Gua Niah, Jessica Manser, Blust, DNA, Matsumura, Austronesia, Lansing, Borneo

 

Eksploitasi Dayak dan SDA-nya harus dihentikan. Ilustrasi: Cover makalah.
Eksploitasi Dayak dan SDA-nya harus dihentikan. Ilustrasi: Cover makalah.

6. Perspektif Linguistik

Bahasa Dayak, meskipun termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, menunjukkan perkembangan yang khas, berbeda dengan bahasa-bahasa Austronesia lainnya yang tersebar di wilayah Asia Daratan. 

Penelitian linguistik yang dilakukan oleh Blust (2013) mengidentifikasi adanya perkembangan fonologi dan sintaksis yang sangat khas pada bahasa-bahasa Dayak yang tidak ditemukan pada bahasa-bahasa Austronesia lainnya. Hal ini semakin menegaskan bahwa masyarakat Dayak telah mengalami isolasi kultural dan linguistik yang cukup lama, yang mengarah pada perkembangan bahasa mereka sendiri yang unik dan khas.

Baca Eksploitasi Dayak Masa ke Masa (2)

Penelitian tentang hubungan bahasa-bahasa Dayak dengan bahasa Austronesia lainnya juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam struktur kalimat, penggunaan kata benda, serta konjugasi kata kerja. 

Meski ada kesamaan dalam akar kata, variasi dalam struktur gramatikal dan penggunaan kosakata menunjukkan pengaruh lokal yang sangat kuat, dan ini merupakan bukti bahwa bahasa Dayak telah berkembang secara independen selama ribuan tahun (Blust, 2013).

 

7. Bukti Genetik

Di bidang genetika, penelitian yang dilakukan oleh Matsumura et al. (2019) di Gua Niah menunjukkan adanya kesinambungan antara kerangka manusia purba dan populasi manusia modern di Borneo. 

Baca Eksploitasi Dayak Masa ke Masa (1)

Melalui analisis DNA, para peneliti menemukan bahwa orang Dayak memiliki hubungan genetik yang sangat dekat dengan manusia purba yang tinggal di Borneo ribuan tahun yang lalu. Penelitian ini sangat penting karena memberikan bukti kuat bahwa orang Dayak bukanlah kelompok migran baru, melainkan merupakan keturunan langsung dari kelompok manusia purba yang telah lama menghuni Borneo.

Baca Krisantus Kurniawan, Deputy Governor of West Kalimantan, Demands Justice for Local Communities

Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Lansing et al. (2007) menunjukkan bahwa populasi orang Dayak memiliki keanekaragaman genetik yang tinggi, yang mencerminkan bahwa mereka telah lama tinggal dan berkembang di wilayah ini. Keanekaragaman genetik yang tinggi ini juga menunjukkan bahwa orang Dayak memiliki adaptasi yang luar biasa terhadap lingkungan tropis yang sangat menantang.

 

8. Temuan Jessica Manser

Jessica Manser (2016) dalam disertasinya mengkaji pemakaman purba di Gua Niah, yang memberikan gambaran tentang kehidupan spiritual masyarakat purba Borneo. Temuan pemakaman yang mencakup berbagai artefak seperti perhiasan, alat-alat batu, dan sisa-sisa hewan menunjukkan adanya sistem kepercayaan yang kaya dan kompleks pada masyarakat purba ini. 

Posisi tubuh dalam pemakaman, yang menunjukkan pola tertentu, mencerminkan pandangan hidup masyarakat purba tentang kehidupan setelah mati, yang selaras dengan pandangan spiritual masyarakat Dayak hingga kini.

Baca Cornelis Mengaum di Mimbar Forum Munas II ICDN dan Bongkar Eksploitasi Borneo Masa ke Masa

Manser juga menemukan bahwa gaya hidup masyarakat purba sangat bergantung pada pertanian dan perburuan, serta memiliki hubungan yang erat dengan alam sekitar. Hal ini sangat mencerminkan pandangan dunia masyarakat Dayak yang terus menjaga dan menghormati alam sebagai bagian dari identitas mereka (Manser, 2005).

 (BERSAMBUNG)

LihatTutupKomentar