Jurus Menang Sayembara Menulis dan Mengarang Itu, Memang Ada!
Tips Praktis menang Sayembara Menulis dan Mengarang. Ilustrasi by kecerdasan buatan. |
🌍 DAYAK TODAY | JAKARTA: Adakah tips praktis agar menang dalam Sayembara Menulis dan Mengarang?
Memang ada!
Baca Indonesia perlu menulis-ulang folklor yang positif
Menang dalam sayembara menulis tidak hanya ditentukan oleh kualitas tulisan secara teknis (alur, gaya bahasa, tema, dll), tetapi juga oleh faktor-faktor non-teknis yang sering diabaikan.
Berikut ini adalah beberapa tips non-teknis dari pengalaman para penulis senior yang sering menang lomba:
1. Pahami Tema dan Ruh Sayembara
Jangan hanya membaca tema secara harfiah. Cermati pula brief atau penjabaran dari panitia. Pahami “roh” di balik tema: maksud, konteks, dan harapan penyelenggara.
Tips: Telusuri siapa penyelenggaranya, latar belakang mereka, dan isu apa yang sedang mereka angkat. Tulisan yang nyambung secara nilai akan lebih mudah “klik” di hati juri.
2. Baca Karya Pemenang Tahun-Tahun Sebelumnya
Banyak peserta menulis tanpa tahu “selera” sayembara tersebut. Padahal, membaca karya pemenang sebelumnya bisa memberi arah gaya dan pendekatan yang cocok.
Tips: Amati pola: apakah pemenang cenderung bernarasi personal, kritis, atau penuh lirisisme?
3. Tahu Siapa Jurinya (Kalau Diumumkan)
Setiap juri punya kecenderungan estetika. Jika diketahui siapa jurinya, pelajari gaya kepenulisan mereka.
Tips: Tidak untuk menjilat, tapi untuk menyentuh nurani mereka lewat pendekatan yang sesuai.
4. Patuh Teknis, Rapi, dan Bersih
Panitia bisa langsung gugurkan naskah jika melanggar syarat teknis: jumlah kata, jenis huruf, batas waktu, dan format file.
Tips: Jangan kirim di detik terakhir. Kirim lebih awal untuk menghindari risiko teknis.
5. Original dan Bersuara Otentik
Juri bisa membedakan tulisan yang jiplakan gaya dari yang benar-benar “punya suara sendiri.”
Tips: Jangan terlalu ingin “menggugah” sampai terasa berlebihan. Biarkan kejujuran suara menuntun tulisan.
6. Judul yang Menggoda
Banyak juri membaca ratusan naskah. Judul adalah gerbang pertama. Judul yang unik, puitis, atau paradoksal bisa menarik perhatian.
Tips: Buat beberapa alternatif judul, lalu minta teman memilih mana yang paling menarik.
7. Jangan Menggurui, Ajak Merenung
Tulisan yang terasa menghakimi atau menggurui sering ditinggalkan juri. Alih-alih, ajak pembaca ikut masuk ke dunia yang kau bangun.
Tips: Tampilkan pertanyaan, keraguan, atau paradoks yang membuat pembaca berpikir.
8. Baca Ulang dan Minta Orang Lain Membaca
Mata kita sering melewatkan kekeliruan yang sama. Pembaca kedua bisa jadi penyelamat.
Tips: Minta masukan dari teman yang jujur, bukan sekadar memuji.
9. Mental: Tulis untuk Menang, tapi Siap Kalah
Menang atau tidak, jangan sampai membuatmu berhenti menulis. Banyak penulis hebat kalah berkali-kali sebelum akhirnya dikenal.
Tips: Setiap kali ikut lomba, anggap itu latihan untuk karya yang lebih besar.
Baca Makan Dahulu, Ber-Filsafat Kemudian
Bikin naskah yang "tidak bisa"
Dalam setiap patah kata, ingatlah: menulis adalah perjalanan menuju kebenaran yang tak pernah selesai. Kau tak hanya mengikuti aturan, kau juga sedang mencari suara—suaramu, yang mungkin saja bergema lebih jauh dari yang kau duga.
Penjelasan Proporsi Pie Chart
- Naskah Tidak Biasa (~26.3%): Potongan terbesar, mencerminkan peran utama kreativitas
- Fokus Tema/Topik (~23.7%): Hampir setara, sebagai inti tulisan
- Ketentuan (~18.4%): Penting untuk struktur.
- Syarat Administratif dan Panjang-Pendek Naskah (masing-masing ~15.8%): Fondasi teknis, proporsi lebih kecil.
Selamat men-trai!
-- Masri Sareb Putra
Jakarta, 23 Mei 2025
Post scriptum:
Penulis artikel ini berpengalaman
- Mengantar/ menyiapkan, sebagai editor, Titis Basino dengan novelnya Dari Lembah ke Coolibah memenangkan Hadiah MASTERA (Majlis Sastra Asia Tenggara) tahun 1999.
- Menang Hibah Buku Teks DP-2M Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan tahun 2010.