Leo XIV, Paus Baru dari Amerika Serikat
Leo XIV, Paus Baru dari Amerika Serikat. VatikanNews. |
🌍 DAYAK TODAY | JAKARTA: Asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina, disambut sorak sorai ribuan umat yang memadati Lapangan Santo Petrus, Rabu (7/5/2025) sore waktu Roma.
Beberapa saat kemudian, dari balkon utama Basilika Santo Petrus, Kardinal Protodikan Dominique Mamberti mengumumkan kabar yang dinanti:
Annuntio vobis gaudium:
HABEMUS PAPAM
Eminentissimum ac reverendissimum Dominum Robertum Franciscum
Sanctae Romane Ecclesiae Cardinalem Prevost
qui sibi nomen imposuit Leo XIV
Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih sebagai Uskup Roma ke-267. Ia memilih nama Leo XIV, menjadikannya Paus pertama dari Ordo Agustinus dan Paus kedua dari Benua Amerika setelah Paus Fransiskus.
Baca Asap Hitam dari Cerobong Kapel Sistina pada Hari Pertama Konklaf
“Damai besertamu sekalian!” — itulah sapaan pertamanya kepada umat, singkat namun penuh makna.
Jejak Panjang di Amerika Latin
Paus Leo XIV lahir di Chicago, Illinois, pada 14 September 1955. Ia merupakan anak dari Louis Marius Prevost, berdarah Prancis-Italia, dan Mildred Martínez, keturunan Spanyol. Meski berasal dari Amerika Utara, pengalaman pastoralnya justru lebih banyak ditempa di Amerika Latin, khususnya Peru.
In Illo uno unum (“Dalam Dia yang satu, kita menjadi satu”), yang diambil dari khotbah Santo Agustinus, mencerminkan visi Paus Leo XIV tentang persatuan dalam keberagaman. Pesan yang sangat relevan di tengah dunia yang terpecah dan penuh tantangan.
Sebagai imam Ordo Santo Agustinus (OSA), Prevost mengabdi selama lebih dari satu dekade di Trujillo, Peru. Ia menggembalakan umat di lingkungan miskin, membina para calon imam, dan terlibat dalam pelayanan hukum gereja. Pengalamannya yang mendalam dengan komunitas akar rumput di Peru menjadi fondasi kuat bagi pelayanannya kelak.
Dari Provinsial hingga Prefek Vatikan
Setelah kembali ke Amerika Serikat dan menjabat sebagai Prior Provinsial Agustinus di Chicago, ia kemudian terpilih sebagai Prior Jenderal Ordo Santo Agustinus untuk dua periode (2001–2013). Pada masa kepemimpinannya, Ordo Agustinus berkembang secara global.
Baca The Two Popes
Kiprahnya kembali bersinar saat Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Uskup Chiclayo di Peru pada 2015. Ia pun duduk sebagai Wakil Presiden II Konferensi Waligereja Peru. Pada 2023, ia dipanggil ke Roma untuk menjadi Prefek Dikasteri untuk Para Uskup, posisi penting yang bertanggung jawab dalam penunjukan para uskup di seluruh dunia. Ia juga ditunjuk sebagai Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.
Pada 30 September 2024, dalam Konsistori yang dipimpin Paus Fransiskus, Prevost diangkat menjadi Kardinal dan menerima gelar Diakonia Santa Monika. Ia semakin diperhitungkan di lingkaran dalam Kuria Roma, termasuk dalam dua sesi penting Sinode Para Uskup mengenai sinodalitas.
Pemimpin Gereja Universal
Terpilihnya Leo XIV menandai kelanjutan garis kepemimpinan Gereja Katolik yang terbuka terhadap keragaman global. Dengan latar belakang misioner dan pengalaman lintas benua, ia diharapkan dapat memperkuat semangat sinodalitas dan kedekatan Gereja dengan umat di pinggiran.
Semboyan episkopalnya, In Illo uno unum (“Dalam Dia yang satu, kita menjadi satu”), yang diambil dari khotbah Santo Agustinus, mencerminkan visinya tentang persatuan dalam keberagaman. Sebuah pesan yang sangat relevan di tengah dunia yang terpecah dan penuh tantangan.
Dengan pengalaman panjang, pembawaan sederhana, dan akar kuat pada spiritualitas Agustinus, Paus Leo XIV kini mengemban tanggung jawab besar sebagai gembala umat Katolik sedunia.
Paus Leo XIV tercatat sebagai paus ke-267 terhitung sejak Paus yang pertama, St. Petrus (32 - 67 s.M.).
Baca Michelangelo | Ketika Jemari Pemahat Menyentuh Ujung Surga
Gereja pun menatap harapan baru di bawah kepemimpinan seorang Paus dari utara, yang pernah menapaki jalan sunyi di selatan.
-- Masri Sareb Putra/VatikanNews