Sosilawaty : Profesor Perempuan Dayak Meneliti Keanekaragaman Hayati Tanaman Obat Tradisional di Hutan Pendidikan Hampangen
Sosilawaty : Profesor Perempuan Dayak. Ist.
Prof. Sosilawaty tengah meneliti keanekaragaman hayati tanaman obat tradisional di Hutan Pendidikan Hampangen, Katingan, Kalimantan Tengah, salah satu kawasan terkaya flora endemik di jantung hutan hujan tropis Borneo.
Penelitian Prof. Sosilawaty mengungkap potensi penyembuhan tanaman yang telah lama digunakan masyarakat Dayak, sekaligus membuka jalan bagi inovasi obat alami berbasis kearifan lokal.
Prof. Sosilawaty tengah melakukan riset mendalam mengenai keanekaragaman hayati tanaman obat tradisional di Hutan Pendidikan Hampangen, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Penelitian ini bertujuan mengungkap potensi penyembuhan tanaman-tanaman lokal yang selama ini digunakan oleh masyarakat Dayak secara turun-temurun.
Lokasi Penelitian
Hutan Pendidikan Hampangen menjadi fokus utama penelitian ini. Terletak di jantung hutan hujan tropis Kalimantan, kawasan ini dikenal kaya akan flora endemik yang memiliki nilai pengobatan alami. Masyarakat lokal telah memanfaatkan tanaman di hutan ini untuk mengobati berbagai penyakit, mulai dari demam hingga penyakit kronis.
👉 Baca juga: Mugeni: Tokoh Literasi Kalimantan Tengah yang Menginspirasi
Hutan ini tidak hanya penting bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga memainkan peran vital dalam menjaga keanekaragaman hayati wilayah Kalimantan. Sebagai salah satu ekosistem terkaya di dunia, Hutan Hampangen menjadi laboratorium alami untuk mengeksplorasi praktik pengobatan tradisional yang ramah lingkungan.
Temuan Penelitian
Bersama tim penelitinya, Prof. Sosilawaty berhasil mengidentifikasi sejumlah tanaman obat yang memiliki potensi besar untuk pengembangan obat alami. Di antaranya:
-
Daun sambiloto (Andrographis paniculata): Dikenal mampu menurunkan demam dan meningkatkan sistem imun.
-
Akar pasak bumi (Eurycoma longifolia): Mengandung senyawa bioaktif yang dipercaya dapat meningkatkan stamina, energi, dan melawan infeksi.
Selain itu, ditemukan pula tanaman-tanaman lain yang berpotensi untuk pengobatan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan pencernaan.
👉 Baca juga: Cornelis Sounds the Alarm: Protect West Kalimantan’s Credit Union Movement
Keanekaragaman hayati Hutan Hampangen menunjukkan potensi luar biasa untuk dijadikan bagian dari sistem pengobatan modern berbasis alam.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini membawa manfaat luas, baik secara lokal maupun global:
-
Pengembangan Obat Berbasis Alam:
Temuan ini membuka jalan bagi pengembangan obat herbal yang lebih terjangkau, aman, dan efektif sebagai alternatif obat sintetis. -
Pelestarian Pengetahuan Lokal & Pemberdayaan Masyarakat Adat:
Dengan mendokumentasikan pengetahuan tradisional, penelitian ini mendukung pelestarian sumber daya alam dan memperkuat posisi masyarakat adat sebagai penjaga hutan dan warisan budaya. -
Peningkatan Kesadaran Kesehatan Alami:
Riset ini mendorong masyarakat perkotaan untuk kembali memanfaatkan tanaman obat dalam gaya hidup sehat, seiring meningkatnya kesadaran akan efek samping obat kimia. -
Inovasi Dunia Kesehatan:
Senyawa aktif dari tanaman yang ditemukan berpotensi dikembangkan menjadi obat baru yang dapat menjawab berbagai tantangan kesehatan global.
Dampak Jangka Panjang dan Relevansi Global
Dalam konteks global, riset ini relevan di tengah krisis kesehatan dan perubahan iklim. Ketika resistensi antibiotik dan penyakit kronis semakin meluas, dunia membutuhkan solusi alami yang efektif. Penelitian di Hutan Hampangen ini bisa menjadi referensi penting dalam upaya integrasi antara ilmu modern dan kearifan lokal.
Selain itu, pelestarian hutan tropis juga berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim dan menjaga keseimbangan ekosistem dunia.
👉 Baca juga: Dayak: Literasi Dayak dari Masa ke Masa Selayang Pandang
Dengan mendokumentasikan tanaman obat Kalimantan Tengah, Prof. Sosilawaty bukan hanya memperkuat kesehatan masyarakat lokal, tetapi juga memberi kontribusi besar bagi masa depan planet ini.
Sinergi Ilmu Modern dan Kearifan Lokal
Melalui pendekatan ilmiah yang menghargai kearifan lokal, riset Prof. Sosilawaty membuktikan bahwa sains dan tradisi dapat berjalan berdampingan. Ini menjadi model penelitian masa depan: menggali pengetahuan lokal sebagai solusi global untuk kesehatan, konservasi, dan keberlanjutan lingkungan.
-- Masri Sareb Putra