Jejak Purba Dayak di Gua Dagang: Mengungkap Misteri Arkeologi Borneo

Niah, Batu Niah, Miri, Sarawak, Gua Dagang, Dayak, leluhur, Dayak, Borneo, asli, arkeologi, Las Vegas, Nevada, University of New South Wales

 

tinggalan manusia purba di Gua Niah, Miri, Sarawak, Malaysia
Ahli arkeologi dengan saksama meneliti dan menempatkan buktu-bukti tinggalan manusia purba di Gua Niah, Miri, Sarawak, Malaysia. Kerja-kerja tinggalan manusia di Gua Niah ini dilakukan di kediaman Brooks di Las Vegas NV, 1995. Repro: Masri Sareb Putra.

BATU NIAH- dayaktoday.comPada tahun 2017, tim arkeolog dari University of New South Wales, bekerja sama dengan Departemen Museum Sarawak, memulai ekspedisi besar di Gua Dagang, Taman Nasional Niah. 

Mengungkap jejak peradaban purba Borneo

Ekspedisi ilmiah ini bertujuan untuk mengungkap jejak peradaban purba serta memahami kehidupan manusia prasejarah di Borneo, khususnya yang berkaitan dengan leluhur Dayak. Dengan melakukan ekskavasi di berbagai situs, para arkeolog berusaha mengumpulkan bukti konkret tentang kapan dan bagaimana manusia pertama kali menghuni pulau ini. 

Penelitian ini tidak hanya menelusuri keberadaan manusia era Pleistosen (sekitar 2,6 juta – 11.700 tahun lalu), Holosen (11.700 tahun lalu), Megalitikum hingga era Perunggu dan Besi. Lebih dari itu, penelitian mengungkapkan bagaimana manusia purba Gua Niah bertahan hidup, beradaptasi dengan lingkungan, serta membangun budaya yang ditengarai menjadi cikal bakal masyarakat Dayak masa kini.

Baca artikel terkait Sejarah Asal usul Dayak Berdasarkan Bukti Arkeologis

Hasil ekskavasi, sebagaimana kita ketahui bersama, mengonfirmasi bahwa telah ada nenek moyang asli penghuni Borneo sejak 40.000 tahun silam. Bukti berupa alat batu, sisa makanan, serta jejak pemukiman menunjukkan bahwa mereka adalah pemburu-pengumpul yang memiliki hubungan erat dengan alam sekitarnya.

Penelitian ini juga mengungkap adanya interaksi dengan komunitas lain di Asia Tenggara, yang kemungkinan besar berkontribusi dalam persebaran budaya dan teknologi di kawasan ini. 

Dengan temuan-temuan tersebut, kita semakin memahami peran penting Borneo dalam sejarah awal manusia dan bagaimana leluhur Dayak menjadi bagian dari perjalanan panjang peradaban di Nusantara.

Baca Dayak Bukan Berasal dari Yunnan tapi dari Gua Niah: Ini Bukti Ilmiah Uji-karbon 40.000 Tahun Silam

Gua Dagang, bagian dari Kompleks Gua Besar Niah, hanyalah sepenggal kecil dari hamparan luas batu kapur yang menyusun kawasan ini. Namun, di balik dinding-dinding batunya yang sunyi, tersimpan kisah panjang yang menanti untuk diungkap. Inilah penggalian arkeologi resmi pertama di area ini, termasuk wilayah berbatu kapur yang membentang hingga Gunung Subis.

Menguak Rahasia Leluhur Dayak di  situs Gua Dagang

Ekspedisi arkeologi di Gua Dagang, Taman Nasional Niah, bukan sekadar penggalian biasa. Ini adalah perjalanan menembus waktu, menelusuri jejak leluhur, dan menggali kembali kisah kehidupan manusia purba di Borneo. Dengan setiap lapisan tanah yang disingkap, para peneliti berharap dapat menemukan kepingan teka-teki yang selama ini tersembunyi dalam kegelapan gua.

Dalam upaya besar ini, tim ekspedisi mengemban lima tujuan utama, masing-masing berperan penting dalam menguraikan benang merah sejarah manusia di wilayah ini.

1. Menelusuri Jejak Awal Penghuni Borneo: Warisan Leluhur Dayak

Borneo, dengan hamparan hutannya yang luas dan jaringan sungai yang membelah daratan, telah lama menjadi rumah bagi berbagai kelompok manusia sejak ribuan tahun silam. Namun, seberapa jauh jejak keberadaan mereka? Bagaimana peran leluhur Dayak dalam penyebaran manusia di Asia Tenggara?

Penggalian ini berusaha mencari bukti konkrit mengenai kapan manusia pertama kali menghuni Borneo, bagaimana mereka bermigrasi, dan bagaimana interaksi mereka dengan lingkungan sekitar. Dari artefak batu, pecahan gerabah, hingga sisa-sisa tulang, para arkeolog berharap menemukan jejak yang dapat menghubungkan populasi kuno Borneo dengan kelompok manusia lainnya di kawasan ini.

2. Menganalisis Evolusi Perilaku dan Ekologi Manusia Purba

Bagaimana manusia purba di Borneo hidup? Apa saja yang mereka makan? Bagaimana mereka berburu dan bertahan?

Sisa-sisa kehidupan yang ditemukan di gua ini—mulai dari alat batu, tulang hewan yang terbakar, hingga sisa tumbuhan—menyimpan kisah tentang gaya hidup pemburu-pengumpul pertama di Borneo. Dengan meneliti pola makanan, alat yang mereka gunakan, serta jejak perapian yang mungkin tertinggal, para peneliti dapat memahami bagaimana manusia menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.

Lebih dari itu, penelitian ini juga dapat memberikan wawasan tentang evolusi perilaku manusia—bagaimana mereka berkomunikasi, berbagi tugas dalam komunitas kecil, dan mungkin juga bagaimana kepercayaan serta budaya awal mereka berkembang.

3. Menggali Sejarah Lingkungan Purba Taman Nasional Niah

Gua bukan sekadar tempat berlindung, tetapi juga saksi bisu perubahan alam selama ribuan tahun.

Dengan mempelajari lapisan tanah, endapan sedimen, dan sisa-sisa organik yang terawetkan, para arkeolog dapat menyusun kembali kondisi ekologi purba di sekitar Taman Nasional Niah. 

Apakah dulu kawasan ini merupakan hutan lebat? Ataukah pernah mengalami perubahan menjadi daerah yang lebih kering?

Melalui penelitian ini, para ilmuwan berharap dapat memahami bagaimana perubahan iklim dan lingkungan memengaruhi kehidupan manusia purba, termasuk bagaimana mereka beradaptasi dengan tantangan alam.

4. Menjelajahi Gua-Gua Tersembunyi: Misteri yang Belum Terungkap

Selain Gua Dagang, kompleks Gua Niah menyimpan banyak ruang bawah tanah yang belum sepenuhnya dieksplorasi. Setiap gua berpotensi menyimpan rahasia yang berbeda—mulai dari tempat hunian, lokasi pemakaman, hingga situs ritual kuno.

Baca Sejarah Asal usul Dayak Berdasarkan Bukti Arkeologis

Eksplorasi gua-gua yang baru terdokumentasi ini dapat memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana manusia purba memilih tempat tinggal, menyusun strategi bertahan hidup, dan mungkin juga membentuk sistem sosial serta kepercayaan mereka.

Sejumlah lukisan dinding prasejarah yang ditemukan di gua-gua lain di Borneo memberikan harapan bahwa di sudut-sudut tersembunyi Gua Niah, mungkin terdapat seni cadas yang menggambarkan dunia leluhur Dayak ribuan tahun silam.

5. Menilai Potensi Arkeologi di Taman Nasional Niah

Bukan hanya gua, lingkungan terbuka di sekitar Gua Niah juga menjadi target penelitian.

Apakah manusia purba hanya tinggal di dalam gua, ataukah mereka juga hidup di dataran terbuka? Apakah ada jejak perkampungan kuno di sekitar kawasan ini?

Baca The Iban are the Largest and Most Dominant Indigenous Group in Sarawak

Para arkeolog ingin memahami berbagai konteks kehidupan manusia purba—bagaimana mereka berburu di alam liar, bagaimana mereka mungkin membangun struktur sederhana, dan bagaimana interaksi mereka dengan dunia luar.

Dengan menggali situs-situs terbuka, para peneliti berharap menemukan pola hunian yang lebih luas, yang dapat menjelaskan bagaimana manusia purba berpindah dari satu tempat ke tempat lain, membentuk jalur perdagangan awal, dan mungkin juga membangun komunitas yang lebih kompleks.

Menelusuri Jejak yang Hilang, Menyusun Kembali Sejarah

Kelima misi ini bukan sekadar penelitian akademik. Ini adalah upaya menyusun kembali sejarah manusia Borneo, mengisi celah yang selama ini kosong dalam kisah perjalanan panjang nenek moyang kita.

Dari jejak kaki yang tertinggal di tanah gua, dari pecahan alat batu yang berserakan, hingga sisa makanan yang terpendam dalam lumpur, setiap temuan membawa kita lebih dekat kepada masa lalu, kepada mereka yang pernah hidup, berburu, dan beradaptasi dengan alam yang keras.

Melalui ekspedisi ini, kita tidak hanya memahami bagaimana manusia pertama di Borneo bertahan, tetapi juga bagaimana mereka membentuk budaya yang, dalam banyak hal, masih terasa hingga hari ini dalam kehidupan masyarakat Dayak.

Dan inilah yang membuat Gua Dagang lebih dari sekadar situs arkeologi—ia adalah pintu gerbang menuju masa lalu, menuju kisah panjang manusia yang terus berkembang hingga kini.

Jejak 100.000 Tahun: Kisah dari Batu dan Fosil

Penemuan di Gua Dagang membawa kita kembali ke masa lebih dari 100.000 tahun yang lalu—menandai rentang waktu arkeologi yang lebih panjang dari yang pernah diduga sebelumnya. 

Artefak batu yang ditemukan menunjukkan kemiripan dengan industri Pleistosen Akhir dari berbagai belahan dunia, meskipun identitas para pembuatnya masih menjadi misteri.

Baca Jejak Kerajan Dayak dan Pengakuan Kolonial pada Raja Hulu Aik, Awat Tjenggoeng Singa Djaja

Lebih jauh, fosil-fosil fauna yang ditemukan mengisyaratkan bahwa manusia purba di kawasan ini hidup dekat dengan pantai dan muara sungai. 

Bukti eksploitasi sumber daya laut seperti kerang, serta perburuan buaya, kura-kura, dan ikan pari, memperkaya gambaran kehidupan mereka.

Dengan setiap lapisan tanah yang digali, Gua Dagang perlahan mengungkap kisahnya. Sebuah cerita tentang manusia pertama di Borneo tentang bagaimana mereka bertahan, beradaptasi, dan meninggalkan jejak yang kini kita rekonstruksi kembali.

-- Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar