Samuel ST Padan dan Temuannya terkait Modal Alam untuk Daerah Otonomi Baru (DOB) Krayan

Kreayan, alam, modal, DOB, daerah otonomi baru, Samuel ST Padan, Dayak, Lengilo', Nunukan, Kalimantan Utara, Konfrontasi, Malaysia,

Samuel ST Padan kembali mencuat namanya, seiring dengan tuntutan pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Krayan.
Samuel ST Padan dan bukunya tentang modal alam untuk DOB Krayan. Dokpri ST Padan.

MALINAU- dayaktoday.comSamuel ST Padan kembali mencuat namanya, seiring dengan tuntutan pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Krayan. 

Setelah 80 tahun Indonesia merdeka, wilayah perbatasan seperti Krayan masih belum mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah pusat. Padahal, warga perbatasan telah memberikan kontribusi besar bagi negara, baik dalam mempertahankan kedaulatan di masa lalu maupun dalam menjaga wilayah NKRI hingga saat ini.

Baca Warga Adat Krayan Hulu Demo Tuntut Perubahan: Perlu Jalan bukan Makan Siang Gratis

DOB Krayan menjadi tuntutan yang semakin gencar disuarakan sebagai solusi atas keterisolasian wilayah tersebut, mengingat akses infrastruktur dan layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masih sangat terbatas. 

Dengan mengenang jasa tokoh seperti Samuel ST Padan, masyarakat berharap pemerintah memberikan perhatian lebih serius terhadap nasib perbatasan, bukan hanya sebagai garis teritorial, tetapi juga sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.

Utang Negara pada perbatasan

Perjuangan warga di wilayah perbatasan, khususnya dalam menghadapi situasi sulit selama konfrontasi RI–Malaysia (1963–1966) rasanya belum terbayarkan. 

Saat itu, masyarakat di perbatasan Kalimantan, termasuk Krayan, memainkan peran strategis sebagai mata dan telinga negara, mendukung pergerakan pasukan Indonesia di medan hutan yang berat. Mereka tidak hanya membantu secara logistik, tetapi juga terlibat dalam perlawanan terhadap pasukan Inggris, Gurkha, dan tentara Malaysia yang ditempatkan di perbatasan.

Alam di dataran tinggi Borneo, wilayah yang dikenal dengan sebutan “Krayan”, sejak zaman baheula dikenal subur dan terbukti dapat menyejahterakan penduduknya. Beras Krayan yang terkenal dengan kelezatannya dan terdiri atas 26 jenis tumbuh subur di wilayah ini, menjadikannya sebagai salah satu sumber pangan unggulan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Temuan dan pemikiran Samuel ST Padan 

Dari masa ke masa, jika melihat peta Google, hanya titik wilayah Krayan ini yang tetap hijau, meski penduduknya secara tradisi berladang. Berbeda dengan daerah lain yang mengalami degradasi lingkungan akibat ekspansi perkebunan dan industri ekstraktif, Krayan tetap mempertahankan ekosistemnya yang lestari. Hal ini menunjukkan bahwa kearifan lokal masyarakat dalam mengelola sumber daya alam telah diwariskan secara turun-temurun. Kekayaan alamnya nirbatas: flora, fauna, serta seluruh isi air, darat, dan udaranya, jika dikelola dan digunakan secara bijak, tidak akan habis hingga tujuh keturunan.

Buku penting terkait SDA dan modal alam DOB Krayan.
Cover buku Samuel ST Padan. Dok. LLD.

Wilayah Krayan memiliki semua prasyarat untuk menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB), baik dilihat dari sisi geostrategis maupun potensi daerah. Secara geografis, Krayan berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia, menjadikannya sebagai kawasan strategis yang dapat dikembangkan menjadi pusat perdagangan lintas batas. Secara ekonomi, wilayah ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, mulai dari hasil pertanian, perkebunan, hingga ekowisata yang potensial dikembangkan. 

Sementara itu, dari sisi politik dan pemerintahan daerah, Krayan saat ini telah terdiri dari lima kecamatan, yaitu Krayan, Krayan Selatan, Krayan Tengah, Krayan Timur, dan Krayan Barat. Dengan luas rata-rata per desa mencapai 26,25 km², wilayah ini memiliki cakupan administratif yang cukup luas, setara dengan satu kecamatan di Pulau Jawa.

Baca "Jangan Salahkan Kami Jika Mengibarkan Bendera Negara Tetangga" : Warga Krayan Tuntut Keadilan Pembangunan

Pembentukan daerah otonomi baru (DOB) merupakan bagian dari proses penataan wilayah (territorial reform) yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan daerah. 

Dengan adanya pemekaran wilayah, rentang kendali pemerintahan dapat diperpendek, sehingga pelayanan publik menjadi lebih optimal. Selain itu, pemekaran juga diharapkan dapat mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lebih merata.

Mungkinkah Krayan menjadi daerah otonomi baru (DOB)? Untuk menjawab pertanyaan ini, pustaka yang dikonversi dari hasil penelitian ini berupaya memberikan kajian mendalam, didukung dengan data dan argumen ilmiah yang relevan.

Data Buku:

  • Judul: Mungkinkah Krayan Menjadi Daerah Otonomi Baru?

  • Penulis: Samuel St Padan

  • Kategori: Ekonomi, Politik

  • Penerbit: Lembaga Literasi Dayak (LLD)

  • Tahun Terbit: 2020

  • ISBN: 978-623-7069-35-5

  • Jumlah Halaman: 200

  • Negara: Indonesia

  • Bahasa: Indonesia

  • Dimensi: 15x23 cm

Dengan segala potensi yang dimiliki, pembentukan DOB Krayan merupakan suatu gagasan yang patut dikaji secara lebih mendalam. Langkah-langkah strategis dan kebijakan berbasis riset menjadi kunci dalam mewujudkan pemerintahan daerah yang lebih efektif dan berdaya guna bagi masyarakat Krayan.


Baca Modal Alam dalam Pembentukan Daerah Otonomi Baru Kabupaten Krayan Perbatasan Kalimantan

Siapa Samuel ST Padan?

Untuk menghindari kesamaan dengan nama ayahnya, Samuel Tipa Padan, ia memilih menulis namanya sebagai Samuel ST Padan. Jabatan terakhir yang diembannya adalah Kepala Biro Pengelolaan Perbatasan Negara Provinsi Kalimantan Utara, dari tahun 2017 hingga 2020.

Samuel ST Padan menyelesaikan pendidikan S-1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Gelar doktor (S-3) diraihnya di Universitas Brawijaya, Malang, dengan disertasi berjudul "Modal Alam dalam Pembentukan Daerah Otonomi Baru Kabupaten Krayan Perbatasan Kalimantan Utara". Saat ini, usianya 55 tahun.

Baca Dayak Bukan Berasal dari Yunnan tapi dari Gua Niah: Ini Bukti Ilmiah Uji-karbon 40.000 Tahun Silam

Salah satu kenangan berharga adalah foto dirinya bersama Delegasi RI-Malaysia dalam Persidangan JIM (Joint Indonesia-Malaysia) ke-43 di Kuala Lumpur, pada 18–21 November 2019. Foto tersebut dikirimkannya kepada saya melalui WhatsApp, dan hingga kini masih saya simpan. Meskipun file dalam ponsel dapat dihapus kapan saja, kenangan bersama seorang sahabat, terutama yang telah tiada, tetap melekat dalam ingatan manusia.

Sepanjang kariernya, Samuel ST Padan pernah menjabat sebagai Camat Krayan, Kabupaten Nunukan. Ia kemudian diangkat menjadi Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan Daerah Kabupaten Nunukan, sebelum dipercaya sebagai Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Nunukan. Selanjutnya, ia menjabat sebagai Kepala Biro Pengelolaan Perbatasan Negara di Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.

Baca Long Midang dan Misteri Era Megalitikum

Mengemban tugas tersebut bukanlah hal yang mudah, namun ia tidak pernah gentar. Pria bertubuh tinggi besar dan berkulit putih ini adalah seorang Lundayeh yang berdedikasi tinggi. 

Dengan segenap hati dan pikirannya, ia mengabdi demi kemajuan masyarakat perbatasan. Baginya, ada panggilan jiwa yang menghubungkan dirinya dengan tanah kelahiran. Nenek moyangnya berasal dari Dataran Tinggi Borneo, sama seperti sesama Dayak Lundayeh Idi Lunbawang. Hanya garis batas negara yang memisahkan mereka, padahal asalnya tetap satu.

Samuel ST Padan, hari ini (Minggu 31/01-2021) di Tanjung Selor, waktu setempat, pukul: 09.35.

Namun, jasa dan pemikirannya tetap dikenang. Utamanya terkait modal alam dan DOB Krayan.

-- Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar